Untuk Anda Kami Ada

Kecamatan Kradenan


Kecamatan kradenan, secara geografis terletak 42 km dari kota blora atau 162 km dari ibukota provinsi jawa tengah, yang berbatasan dengan provinsi jawa timur yaitu kabupaten ngawi di sebelah selatan dan kabupaten bojonegoro disebelah timur. Kecamatan kradenan terdiri dari 10 desa yang terbagi menjadi 2 wilayah yaitu wilayah selatan dan wilayah utara .

Wilayah selatan terdiri dari 5 desa yaitu desa megeri, desa nglebak, desa getas, desa nginggil dan desa ngrawoh yang kesemuannya secara geografis terletak di tengah hutan kecamatan kradenan memiliki wilayah seluas 109,508 km 2 atau 6,01 persen luas kabupaten blora.

Dibandingkan kecamatan lain, luas wilayah kecamatan kradenan tergolong luas yaitu menempati urutan ke-5. desa nglebak merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 28,35 km 2 atau sekitar 25,89 persen dari luas kecamatan kradenan. Desa ini luasnya hampir sama dengan penjumlahan luas wilayah empat desa lain di kecamatan kradenan yaitu desa nginggil, desa mendenrejo, desa medalem , dan desa nglungger .

Lahan di kecamatan kradenan terdiri atas lahan sawah seluas 2.267,89 hektar (20,71 persen) dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 8.682,91 hektar (79,29) persen). Lahan bukan sawah terbagi atas 59,21 persen hutan negara, 9,32 persen tegalan, 9,88 persen pekarangan 0,86 persen lainnya. Lahan sawah yang menggunakan irigasi tehnis dan sederhana sebanyak 612 hektar sedangkan sisanya seluas 1.827 hektar merupakan sawah tadah hujan.

Dengan demikian sebagian besar lahan sawah panen satu kali dalam setahun, hanya sebagian lahan di desa mendenrejo , desa sumber, desa mojorembun, desa medalem dan desa nglungger yang dapat panen dua kali dalam setahun. Perbulan dan paling sedikit pada bulan agustus sampai bulan september dengan hari hujan tercatat antara 3-8 hari perbulan.

Berdasarkan uu no. 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa tersebut. Dalam menjalankan pemerintahan desa seorang kepala desa dibantu oleh sekretaris dan perangkat desa.

Secara administrasi, kecamatan kradenan terbagi menjadi 10 desa dan merupakan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit. Untuk memudahkan koordinasi, setiap desa terbagi menjadi beberapa rukun warga (rw) dan rukun tetangga (rt). Disamping itu, masyarakat kradenan juga menggunakan dusun sebagai wilayah administrasi.

Kecamatan kradenan terdiri dari 50 dusun, 51 rukun warga dan 214 rukun tetangga dengan jumlah penduduk sebesar 39.500 jiwa. Kecamatan kradenan dipimpin oleh seorang camat dan dibantu seorang sekretaris kecamatan. Jumlah pegawai di kantor kecamatan kradenan adalah 15 orang.

Jumlah perangkat desa di kecamatan kradenan tidak mengalami perubahan sejak tahun 2010. Perangkat desa berjumlah 142 orang, yang terdiri dari kades sebanyak 10 orang, sekdes sebanyak 7 orang , 3 desa yang tidak punya sekdes difinitif adalah desa megeri , desa medalem dan desa mendenrejo. Dan perangkat desa lainnya sebanyak 122 orang.

Jumlah personel perlindungan masyarakat (linmas) yang merupakan aparat desa di bidang keamanan dan ketertiban, tidak ada perubahan yaitu berjumlah 284 orang.

Jumlah penduduk kecamatan kradenan berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 tercatat sebanyak 38.721 jiwa, angka ini meningkat dibanding hasil sensus penduduk tahun 2000 yang tercatat sebesar 37.826 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk kecamatan kradenan selama kurun waktu 2000-2010 menunjukkan peningkatan sebesar 0,23 persen pertahun. Hal ini menunjukkan perkembangan penduduk yang berdomisili di kecamatan kradenan relatif stabil atau kurang dinamis.

Pada tahun 2010, jumlah penduduk terbesar berdomisili di desa mendenrejo tercatat sebesar 11.064 jiwa, diikuti penduduk desa sumber dengan jumlah 9.915 jiwa. sedangkan jumlah penduduk terkecil tercatat di desa nginggil sebesar 408 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi tercatat di desa mendenrejo dengan laju pertumbuhan sebesar 0,28 persen pertahun.

Upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dan kecukupan jumlah guru. Kedua hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sekolah dan rasio murid guru. Jumlah sekolah jenjang tk, sd, sltp dan slta masih tetap sama dengan tahun 2011 yaitu masing-masing sebanyak 29, 33, 5 dan 2 unit. Sedangkan sekolah setingkat slta berjumlah 1 unit.

Selain upaya memajukan mutu pendidikan formal, pemerintah daerah kabupaten blora juga terus berupaya mengembangkan pendidikan nonformal melalui pendidikan kesetaraan atau lebih dikenal kejar paket. Kejar paket ini terbagi dalam tiga kelompok yaitu paket a/kf, paket b dan paket c. Orientasi paket a/kf pada pemberatasan buta aksara dan berhitung. Paket b untuk penyetaraan ijazah setingkat sltp. Sedangkan paket c merupakan penyetaraan ijazah setingkat slta.

Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk kecamatan kradenan, keberadaan sarana kesehatan yang mudah terjangkau dan biaya murah sangat didambakan oleh sebagian masyarakat. Posyandu di kecamatan kradenan memiliki jumlah 58 posyandu yang tersebar di seluruh desa.

Posyandu merupakan sarana kesehatan yang terdekat bagi anak balita dan ibu. Pemerintah daerah juga mencanangkan program pelayanan kesehatan murah dan terjangkau bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin dari pustu dan puskesmas. Puskemas terletak di desa mendenrejo, sedangkan pustu terletak di desa getas dan desa sumber.

Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian sekaligus sumber utama mata pencaharian masyarakat di kecamatan kradenan. Ketersediaan air masih menjadi kendala utama sektor pertanian. Komoditi utama berupa padi dan jagung. Pada tahun 2012 produksi padi mengalami penurunan sekitar minus 29,37 persen dibandingkan tahun 2011.

Penurunan ini lebih disebabkan oleh berkurangnya luas panen dan adanya musim kemarau yang lebih panjang. Sedangkan produksi palawija juga mengalami penurunan karena sebagian petani kembali menggunakan lahannya untuk menanam padi daripada palawija.Sedangkan tanaman palawija yang mengalami peningkatan produksi adalah ubi kayu. Pada tahun 2011 produksi ubi kayu sebanyak 847 ton meningkat menjadi 1.486 ton pada tahun 2012. hal ini disebabkan karena luas panennya mengalami peningkatan.

Produktivitas tanaman padi dan palawija di kecamatan kradenan masih perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan produksi. Pada tahun 2012, produktivitas ubi kayu (188,11 kw/ha) menduduki peringkat teratas dibandingkan tanaman padi (49,47 kw/ha) dan palawija lainnya. Sedangkan tanaman yang mempunyai produktivitas terendah adalah tanaman kacang tanah (12,01 kw/ha).

Mayoritas penduduk kecamatan kradenan memelihara ternak sapi dengan tujuan untuk menambah penghasilan atau sebagai tabungan yang dapat digunakan pada saat ada keperluan yang membutuhkan biaya besar. Populasi ternak sapi potong di kecamatan kradenan selama tujuh tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Mulai tahun 2005 terjadi peningkatan hingga tahun 2006. Kemudian terus menurun sampai tahun 2007 dan selama dua tahun terakhir kembali meningkat.

Selain sapi potong, potensi ternak kambing/domba dan ayam kampung/pedaging juga cukup besar. Populasi kedua ternak tersebut selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan, walaupun bertambahnya tidak banyak. Keadaan lahan yang berbukit-bukit, banyak tegalan, hutan rakyat dan sawah tadah hujan dapat menghasilkan rumput dan pakan ternak lain yang melimpah saat musim hujan.

Perdagangan domestik kecamatan kradenan pada tahun 2012 mengalami stagnasi/tidak berubah dibanding tahun 2011. Hal ini ditunjukkan dengan tidak bertambahnya jumlah pasar tradisional yang berupa pasar desa, dengan jumlah pasar sebanyak 3 buah. Pasar desa tersebut terdapat di desa getas, mendenrejo, dan sumber.

Jumlah perusahaan berbadan hukum di kecamatan kradenan yang paling sedikit dibanding kecamatan yang lain. Koperasi merupakan salah satu urat nadi perekonomian nasional yang mendapatkan pembinaan secara serius dari dinas deperindagkop menunjukkan kinerja yang cukup baik. Jumlah koperasi di kecamatan kradenan pada tahun 2012 sebanyak 2 buah, satu berbentuk non kud dan sisanya satu buah berbentuk kud.

Keberhasilan upaya pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan dukungan infrastuktur jalan yang memadai. Infrastuktur jalan merupakan sarana vital untuk lancarnya alur ekonomi yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lain. Semakin baik mutu jalan akan semakin cepat, mudah dan murah biaya angkutan barang/jasa dari dan ke suatu daerah.

Siklus kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat sehingga perekonomian dapat berkembang pesat. Salah satu kendala yang dihadapi kecamatan kradenan adalah terbatasnya akses jalan yang menghubungkan desa-desa di wilayah kecamatan kradenan. Panjang jalan di kecamatan kradenan selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan hanya sepanjang 24,1 km. Kondisi jalan yang rusak dan rusak ringan mencapai 22,6 km. Dengan kata lain, hanya 4 persen saja jalan di kecamatan kradenan berada dalam kondisi baik.

Kondisi tanah yang labil dan berkapur dianggap sebagai penyebab utama cepat rusaknya kondisi jalan.Keadaan geografis kecamatan kradenan yang berbukit dan memiliki sungai/ngarai, memerlukan jembatan sebagai salah satu alat penghubung dalam masyarakat. Jumlah jembatan yang terdapat di kecamatan kradenan sebanyak 9 buah dengan kondisi seluruhnya rusak ringan. Kondisi jembatan yang demikian perlu segera diperbaiki agar kerusakannya tidak semakin parah.

Perekonomian kecamatan kradenan masih bercorak tradisional, dominasi sektor pertanian menjadi ciri khas kecamatan kradenan. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 74,54 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa masing-masing memiliki kontribusi sebesar 4,53 persen, 4,59 persen dan 4,11 persen. Sedangkan kontribusi yang paling kecil diberikan oleh sektor angkutan dan komunikasi serta listrik ,gas ,air bersih penggalian hanya sebesar 0,48 persen.

Sektor pertanian sangat rentan terhadap kondisi iklim, cuaca dan hama penyakit serta perlu waktu cukup lama untuk meningkatkan produksi. Nilai tambah sektor pertanian relatif lebih kecil dan cenderung berfluktuasi dibanding sektor- sektor lain sehingga akselerasi pembangunan tidak maksimal.

Dibandingkan dengan kecamatan sekitarnya, pdrb kecamatan kradenan memiliki nilai yang relatif kecil baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. Kontribusi pdrb kecamatan kradenan hanya 3,70 persen terhadap total pdrb kabupaten blora. Kontribusi pdrb kecamatan kradenan menempati peringkat 11 dari 16 kecamatan yang ada di kabupaten blora.

Besaran pdrb kecamatan kradenan sedikit dibawah pdrb kecamatan jati. Hal ini menunjukkan potensi kecamatan kradenan belum terkelola dengan maksimal dan optimal, perlu pengembangan sektor-sektor yang terkait dengan sektor pertanian seperti pengembangan agroindustri, perdagangan dan jasa-jasa.

Popular Posts

Labels

close