Untuk Anda Kami Ada

Kecamatan Jepon


Kecamatan jepon, secara geografis terletak di bagian timur kabupaten blora, berjarak 8 km arah timur dari pusat kota blora. secara administrasi, kecamatan jepon di sebelah utara berbatasan dengan kecamatan sale kabupaten rembang, di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan bogorejo dan jiken, di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan randublatung, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan blora. Bentang terjauh kecamatan jepon dari barat ke timur sepanjang 12 km dan dari utara ke selatan sejauh 27 km.

Kecamatan jepon memiliki wilayah seluas 107,72 km 2 atau 5,92 persen luas kabupaten blora. dibandingkan kecamatan lain, luas wilayah kecamatan jepon tergolong besar yaitu menempati urutan ke tujuh. Desa semanggi merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 21,02 km 2 atau sekitar 19,51 persen dari luas kecamatan jepon. Desa ini luasnya hampir sama dengan penjumlahan luas wilayah sebelas desa lain di kecamatan jepon yaitu desa ngampon, desa sumurboto, desa brumbung, desa semampir, desa kemiri, desa balong, desa nglarohgunung, desa gersi, desa puledagel, desa soko dan desa waru.

Lahan di kecamatan jepon terdiri atas lahan sawah seluas 2.542,601 hektar(23,60 persen) dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 8.229,783 hektar (76,40 persen). Lahan bukan sawah terbagi atas 57,95 persen hutan negara, 14,42 persen pekarangan, 26,48 persen tegalan, 1,15 persen lainnya. Sebagian besar wilayah kecamatan jepon merupakan wilayah hutan negara dengan luas mencapai 44,27 persen.

Kecamatan jepon (berdasarkan uu no. 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah) dipimpin oleh seorang camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa tersebut. Dalam menjalankan pemerintahan desa seorang kepala desa dibantu oleh sekretaris dan perangkat desa.

Secara administrasi, kecamatan jepon terbagi menjadi 24 desa dan 1 kelurahan, jepon merupakan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan yang relatif banyak. Untuk memudahkan koordinasi, setiap desa terbagi menjadi beberapa rukun warga (rw) dan rukun tetangga (rt). Disamping itu, masyarakat jepon juga menggunakan dusun sebagai wilayah administrasi. kecamatan jepon terdiri dari 72 dusun, 88 rukun warga dan 432 rukun tetangga dengan jumlah penduduk sebesar 60.127 jiwa.

Kecamatan jepon dipimpin oleh seorang camat dan dibantu seorang sekretaris kecamatan dengan jumlah pegawai di kantor kecamatan jepon adalah 25 orang. Jumlah perangkat desa di kecamatan jepon sejak tahun 2010 sampai 2012 relatif mengalami penurunan, karena ada beberapa perangkat yang meninggal dan dipecat, tetapi sampai saat ini belum ada pengganti yang menempati posisi tersebut. Jumlah personel perlindungan masyarakat (linmas) yang merupakan aparat desa di bidang keamanan dan ketertiban, tidak ada perubahan dari tahun 2010 yaitu berjumlah 743 orang.

Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian sekaligus sumber utama mata pencaharian masyarakat di kecamatan jepon. Ketersediaan air masih menjadi kendala utama sektor pertanian. Komoditi utama berupa padi dan jagung. produksi padi tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 2,90 persen dibandingkan tahun 2011. Sedangkan produksi palawija sebagian juga mengalami peningkatan karena luas panennya juga mengalami peningkatan komoditi jagung yang merupakan andalan petani mengalami peningkatan produksi yang sangat besar yaitu 10.839 ton atau 76,58 persen.

Sedangkan tanaman palawija yang mengalami penurunan produksi adalah ubi kayu. Pada tahun 2011 produksi ubi kayu sebanyak 310 ton menurun menjadi 305 ton pada tahun 2012, karena mengalami penurunan luas panen. produktivitas tanaman padi dan palawija di kecamatan jepon masih perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan produksi. pada tahun 2012, produktivitas ubi kayu (160,53 kw/ha) menduduki peringkat teratas dibandingkan tanaman padi (50,49 kw/ha) dan palawija lainnya. sedangkan tanaman yang mempunyai produktivitas terendah adalah tanaman kacang tanah (11,48 kw/ha).

Perdagangan domestik kecamatan jepon pada tahun 2012 tidak mengalami perubahan dibanding tahun 2011. hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan jumlah pasar tradisional yang berupa pasar desa, dengan jumlah pasar sebanyak 3 buah. pasar desa tersebut terdapat di desa puledagel, desa jatirejo dan desa turirejo. selain itu juga terdapat pasar daerah di kelurahan jepon.

Jumlah perusahaan di kecamatan jepon tergolong banyak jika dibanding kecamatan yang lain. Perusahaan di kecamatan jepon termasuk kategori perusahaan kecil yaitu 42 perusahaan berbadan hukum po, 7 perusahaan berbadan hukum cv dan kategori perusahaan menengah sebanyak 2 perusahaan. Koperasi merupakan salah satu urat nadi perekonomian nasional yang mendapatkan pembinaan secara serius dari dinas deperindagkop menunjukkan kinerja yang cukup baik. Jumlah koperasi di kecamatan jepon pada tahun 2012 sebanyak 32 buah, 33 berbentuk non-KUD dan sisanya satu buah berbentuk KUD.

Keberhasilan upaya pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan dukungan infrastuktur jalan yang memadai. Infrastuktur jalan merupakan sarana vital untuk yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lain. Semakin baik mutu jalan akan semakin cepat, mudah dan murah biaya angkutan barang/jasa dari dan ke suatu daerah. Siklus kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat sehingga perekonomian dapat berkembang pesat.

Salah satu kendala yang dihadapi kecamatan jepon adalah terbatasnya akses jalan yang menghubungkan desa-desa di wilayah kecamatan jepon. Panjang jalan di kecamatan jepon selama dua tahun terakhir ini tidak mengalami perubahan, yaitu sepanjang 64.850 m. Kondisi jalan yang rusak dan rusak ringan mencapai 45,15 km. Dengan kata lain, hanya 30,37 persen saja jalan di kecamatan jepon berada dalam kondisi baik.

Kondisi tanah yang labil dan berkapur dianggap sebagai penyebab utama cepat rusaknya kondisi jalan. Keadaan geografis kecamatan jepon yang berbukit dan memiliki sungai/ngarai, memerlukan jembatan sebagai salah satu alat penghubung dalam masyarakat. Jumlah jembatan yang terdapat di kecamatan jepon pada tahun 2011- 2012 tidak mengalami perubahan sebanyak 13 buah dengan panjang 112,0 meter.

Perekonomian kecamatan jepon masih bercorak tradisional, dominasi sektor pertanian menjadi ciri khas kecamatan jepon. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 56,03 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, sektor keuangan dan sektor industri masing-masing memiliki kontribusi sebesar 13,85 persen, 9,48 persen dan 7,36 persen. Sedangkan kontribusi yang paling kecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar 0,38 persen.

Dominasi sektor pertanian memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan perekonomian kecamatan jepon dalam jangka panjang. Sektor pertanian sangat rentan terhadap kondisi iklim, cuaca dan hama penyakit serta perlu waktu cukup lama untuk meningkatkan produksi. Nilai tambah sektor pertanian relatif lebih kecil dan cenderung berfluktuasi dibanding sektor-sektor lain sehingga akselerasi pembangunan tidak maksimal.

Dibandingkan dengan kecamatan sekitarnya, pdrb kecamatan jepon memiliki nilai yang relatif besar baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. Kontribusi pdrb kecamatan jepon sebesar 5,52 persen terhadap total pdrb kabupaten blora. Kontribusi pdrb kecamatan jepon menempati peringkat 7 dari 16 kecamatan. Besaran pdrb kecamatan jepon berada di bawah pdrb kecamatan blora. Hal ini menunjukkan potensi kecamatan jepon belum terkelola dengan maksimal dan optimal, perlu pengembangan sektor-sektor yang terkait dengan sektor pertanian seperti pengembangan agroindustri, perdagangan dan jasa-jasa.

Popular Posts

Labels

close