Kejujuran wong samin yang luar biasa itu, akhirnya menimbulkan kesan bodoh atau dungu bagi sebagian orang yang tidak mengenal mereka. Sebagai contohnya, ketika ditanya berapa anaknya maka setiap wong Samin selalu menjawab dua, yakni lelaki dan perempuan. Begitu pula jika ditanya dari mana dan mau ke mana, maka dengan lugu akan menjawab 'dari belakang mau maju ke depan'.
Bahkan istilah "jual-beli" juga baru saja mereka gunakan. Sebelumnya mereka menggunakan istilah "ijol" atau dalam bahasa Indonesia berarti tukar / barter. Bagi wong Samin, beli, jual atau ijol tidak ada bedanya. Hanya dalam beli atau jual, alat tukarnya selalu sama, yakni uang, sedangkan dalam komunitas Samin, mereka lebih suka melakukan "ijol" tanpa perantara uang.
Bahkan andaikata harus melakukan transaksi yang menggunakan uang, mereka juga sangat cermat dan hati-hati. Jika membeli barang seharga Rp 1.000,00 maka mereka akan menjualnya dengan harga yang tidak lebih dari itu. Sayangnya, hal itu sering dimanfaatkan oleh oknum - oknum tak bertanggungjawab untuk meraup keuntungan yang besar dari kejujuran wong samin yang luar biasa itu.
