Untuk Anda Kami Ada

Kecamatan Tunjungan


Kecamatan tunjungan, secara geografis terletak di bagian barat kabupaten blora, berjarak 9 km arah barat dari pusat kota blora. secara administrasi, kecamatan tunjungan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten rembang, di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan blora, di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan banjarejo sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan ngawen. Bentang terjauh kecamatan tunjungan dari barat ke timur sepanjang 19 km dan dari utara ke selatan sejauh 9 km.

Kecamatan tunjungan memiliki wilayah seluas 10.181,522 km 2 atau 5,59 persen luas kabupaten blora. Dibandingkan kecamatan lain, luas wilayah kecamatan tunjungan tergolong kecil yaitu menempati urutan ke-11. Desa tunjungan merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 2,97 km 2 atau sekitar 29,17 persen dari luas kecamatan tunjungan. Desa ini luasnya hampir sama dengan penjumlahan luas wilayah lima desa lain di kecamatan tunjungan yaitu desa sambongrejo,desa kalangan,desa sukorejo,desa tutup dan desa tamanrejo.

Lahan di kecamatan tunjungan terdiri atas lahan sawah seluas 2.837,229 hektar (27,87 persen) dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 7.344,298 hektar (72,13 persen). Lahan bukan sawah terbagi atas 42,99 persen hutan negara, 18,06 persen tegalan, 8,66 persen pekarangan dan 2,42 persen lainnya. Lahan sawah yang menggunakan irigasi tehnis dan sederhana sebanyak 1.188 hektar sedangkan sisanya seluas 1.649,229 hektar merupakan sawah tadah hujan. Dengan demikian sebagian besar lahan sawah panen dua kali dalam setahun, hanya ada sebagian lahan yang panen sekali dalam satu tahun .

Iklim di kecamatan tunjungan secara umum tidak jauh berbeda dengan kecamatan lain di blora. Kecamatan tunjungan termasuk daerah dengan curah hujan rendah dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau. Selama periode tahun 2012, rata-rata curah hujan di kecamatan tunjungan tercatat sebesar 58 mm dengan rata-rata hari hujan tercatat sebanyak 6,5 hari perbulan.

Curah hujan cukup tinggi tercatat pada bulan pebruari dan bulan nopember dengan curah hujan di atas 100 mm dan terendah pada bulan bulan agustus dengan curah hujan sebesar 0 mm. Pada tahun 2012, hujan hanya terjadi di 7 bulan. Hari hujan tercatat cukup sering terjadi pada bulan januari, noVember dan desember dengan hari hujan di atas 14 hari perbulan dan paling sedikit pada bulan juli sampai bulan september dengan hari hujan tercatat 0 hari perbulan.

Berdasarkan uu no. 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa tersebut. Dalam menjalankan pemerintahan desa seorang kepala desa dibantu oleh sekretaris dan perangkat desa.

Secara administrasi, kecamatan tunjungan terbagi menjadi 15 desa dan merupakan kecamatan dengan jumlah desa yang relatif tidak besar. Untuk memudahkan koordinasi, setiap desa terbagi menjadi beberapa rukun warga (rw) dan rukun tetangga (rt). disamping itu, masyarakat tunjungan juga menggunakan dusun sebagai wilayah administrasi. Kecamatan tunjungan terdiri dari 55 dusun, 63 rukun warga dan 312 rukun tetangga dengan jumlah penduduk sebesar 45.732 jiwa.

Kecamatan tunjungan dipimpin oleh seorang camat dan dibantu seorang sekretaris kecamatan. Jumlah pegawai di kantor kecamatan tunjungan adalah 17 orang. Jumlah perangkat desa di kecamatan tunjungan mengalami perubahan sejak tahun 2011. Perangkat desa berjumlah 187 orang, yang terdiri dari kades sebanyak 15 orang, sekdes sebanyak 14 orang dan perangkat desa lainnya sebanyak 158 orang. Jumlah personel perlindungan masyarakat (linmas) yang merupakan aparat desa di bidang keamanan dan ketertiban, tidak ada perubahan yaitu berjumlah 465 orang.

Upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dan kecukupan jumlah guru. Kedua hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sekolah dan rasio murid guru. Jumlah sekolah jenjang tk, sd dan sltp tahun 2012 masih tetap sama dengan tahun 2011 yaitu masing-masing sebanyak 28 tk, 34 sd dan 5 smp. Sedangkan sekolah setingkat slta bertambah 1 unit menjadi 8 unit yang sebelumnya 7 unit di tahun 2011.

Pada jenjang pendidikan tk di kecamatan tunjungan untuk tahun ajaran 2011/2012, seorang guru rata-rata harus mengajar 13 siswa. beban tugas guru sd sedikit lebih banyak dengan rata-rata mengajar 18 siswa. Sedangkan seorang guru di tingkat sltp rata-rata harus mengajar 14 siswa. Rasio murid guru sltp sedikit menurun dibanding tahun 2011 yang rata-rata harus mengajar 19 siswa.

Rasio murid guru tk paling tinggi terjadi di desa kedungringin sebesar 19 diikuti desa sitirejo dengan rasio murid guru sebesar 18. Sedangkan yang paling rendah sebesar 9 terjadi di 2 desa yaitu desa tunjungan, dan nglangitan. Rasio guru untuk tingkat sd hampir merata di setiap desa dengan kisaran 14 – 17. Hal ini menunjukkan ketersediaan guru sd masih mencukupi dalam proses belajar mengajar.

Selain upaya memajukan mutu pendidikan formal, pemerintah daerah kabupaten blora juga terus berupaya mengembangkan pendidikan nonformal melalui pendidikan kesetaraan atau lebih dikenal kejar paket. Kejar paket ini terbagi dalam tiga kelompok yaitu paket a/kf, paket b dan paket c. Orientasi paket a/kf pada pemberatasan buta aksara dan berhitung. Paket b untuk penyetaraan ijazah setingkat sltp. Sedangkan paket c merupakan penyetaraan ijazah setingkat slta.

Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk kecamatan tunjungan, keberadaan sarana kesehatan yang mudah terjangkau dan biaya murah sangat diperhatikan pemerintah. Posyandu memiliki jumlah paling banyak meliputi 65 posyandu yang tersebar di seluruh desa. Posyandu merupakan sarana kesehatan yang terdekat bagi anak balita dan ibu hamil-menyusui. Pemerintah daerah juga mencanangkan program pelayanan kesehatan murah dan terjangkau bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin dari pustu dan puskesmas. Puskemas terletak di desa tunjungan, sedangkan pustu terletak di desa tambahrejo dan nglangitan.

Tenaga kesehatan yang berdomisili di kecamatan tunjungan terdiri dari dokter, mantri kesehatan, bidan dan dukun bayi. sedangkan tenaga kesehatan lainnya tidak ada yang berdomisili di kecamatan tunjungan. Jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2012 tidak mengalami kenaikan dibandingkan dengan tenaga kesehatan tahun 2011. Bidan dan mantri kesehatan berdomisili hampir di setiap desa di kecamatan tunjungan. Jumlah layanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat kecamatan tunjungan pada tahun 2012 mencapai 15.051 buah, dengan pelayanan menggunakan jps mencapai 6.029 buah (40,05 persen). Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat miskin berobat ke puskesmas semakin tinggi.

Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian sekaligus sumber utama mata pencaharian masyarakat di kecamatan tunjungan. Ketersediaan air masih menjadi kendala utama sektor pertanian. Komoditi utama berupa padi dan jagung. Produksi padi mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh luas panen dan adanya musim yang sangat menguntungkan petani, karena curah hujan yang relatif stabil .

Sedangkan produksi palawija mengalami penurunan yang relatif besar karena luasan panennya juga berkurang. Untuk tanaman palawija yang lain di tahun 2012 juga mengalami penurunan, kacang tanah di tahun 2011 produksinya 224 ton, namun di tahun 2012 hanya 42 ton. Tanaman ubi kayu tahun 2011 produksinya 2.334 ton sedangkan di tahun 2012 produksinya 1.483 ton. Produktivitas tanaman padi dan palawija di kecamatan tunjungan masih perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan produksi.

Mayoritas penduduk kecamatan tunjungan memelihara ternak sapi dengan tujuan untuk menambah penghasilan atau sebagai tabungan yang dapat digunakan saat ada keperluan yang membutuhkan biaya besar. Populasi ternak sapi potong di kecamatan tunjungan selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Potensi sapi potong yang sangat besar tersebut perlu kembangkan dengan stabilisasi harga jual dan pemberian bibit sapi unggul. Selain sapi potong, potensi ternak kambing/domba dan ayam kampung/pedaging juga cukup besar. Populasi kedua ternak tersebut selama dua tahun terakhir mengalami naik turun, walaupun bertambah atau turunnya tidak banyak. Keadaan lahan yang berbukit-bukit, banyak tegalan, hutan rakyat dan sawah tadah hujan dapat menghasilkan rumput dan pakan ternak lain yang melimpah saat musim hujan.

Perdagangan domestik kecamatan tunjungan pada tahun 2012 mengalami stagnasi/tidak berubah dibanding tahun 2011. Hal ini ditunjukkan dengan tidak bertambahnya jumlah pasar tradisional yang berupa pasar desa, dengan jumlah pasar sebanyak 3 buah. Pasar desa tersebut terdapat di desa tunjungan, tambahrejo dan sukorejo.

Jumlah perusahaan di kecamatan tunjungan termasuk sedang dibanding kecamatan yang lain. Keseluruhan perusahaan termasuk kategori perusahaan kecil walaupun 50 perusahaan berbadan hukum po dan 7 perusahaan berbadan hukum cv. Koperasi merupakan salah satu urat nadi perekonomian nasional yang mendapatkan pembinaan secara serius dari dinas deperindagkop menunjukkan kinerja yang cukup baik. Jumlah koperasi di kecamatan tunjungan pada tahun 2012 sebanyak 22 buah, dari jumlah tersebut 21 berbentuk non kud dan sisanya satu buah berbentuk kud.

Keberhasilan upaya pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan dukungan infrastuktur jalan yang memadai. Infrastruktur jalan merupakan sarana vital yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lain. Semakin baik mutu jalan akan semakin cepat, mudah dan murah biaya angkutan barang/jasa dari dan ke suatu daerah. Siklus kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat sehingga perekonomian dapat berkembang pesat.

Salah satu kendala yang dihadapi kecamatan tunjungan adalah jalan yang menghubungkan desa-desa di wilayah kecamatan tunjungan banyak mengalami kerusakan. Panjang jalan di kecamatan tunjungan selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan hanya sepanjang 31,2 km. Kondisi jalan yang rusak dan rusak ringan mencapai 24,k3 km. Dengan kata lain, hanya 21,26 persen saja jalan di kecamatan tunjungan berada dalam kondisi baik. Kondisi tanah yang labil dan kelebihan tonase dianggap sebagai penyebab utama cepat rusaknya kondisi jalan.

Keadaan geografis kecamatan tunjungan sebagian terdiri dari hutan dan memiliki sungai/ngarai, memerlukan jembatan sebagai salah satu alat penghubung dalam masyarakat. Jumlah jembatan yang terdapat di kecamatan tunjungan sebanyak 40 buah dengan kondisi mengalami rusak ringan. Kondisi jembatan yang demikian perlu segera diperbaiki agar kerusakannya tidak semakin parah.

Perekonomian kecamatan tunjungan masih bercorak tradisional, dominasi sektor pertanian menjadi ciri khas kecamatan tunjungan. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 59,32 persen, kemudian disusul sektor industri pengolahan 13,25 persen, sektor perdagangan 10,23 persen, sektor keuangan 7,12 persen dan sektor jasa-jasa 4,8 persen (%) .

Besarnya dominasi sektor pertanian memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan perekonomian kecamatan tunjungan dalam jangka panjang. Sektor pertanian sangat rentan terhadap kondisi iklim, cuaca dan hama penyakit serta perlu waktu cukup lama untuk meningkatkan produksi. Nilai tambah sektor pertanian relatif lebih besar dan cenderung berfluktuatif dibanding sektor-sektor lain sehingga akselerasi pembangunan bisa meningkat.

Dibandingkan dengan kecamatan sekitarnya, pdrb kecamatan tunjungan memiliki nilai yang relatif kecil baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. kontribusi pdrb kecamatan tunjungan hanya 4,14 persen terhadap total pdrb kabupaten blora.

Kontribusi pdrb kecamatan tunjungan menempati peringkat 9 dari 16 kecamatan. Besaran pdrb kecamatan tunjungan sedikit di bawah pdrb kecamatan ngawen. Hal ini menunjukkan potensi kecamatan tunjungan belum terkelola dengan maksimal dan baik . Sehingga perlu adanya reformasi di segala bidang termasuk budaya kerja agar produktivitas penduduk kecamatan tunjungan lebih meningkat.

Popular Posts

Labels

close