Untuk Anda Kami Ada

Bahasa Ekspresi Perlawanan Wong Samin


Berbagai kalangan mendesak agar bahasa yang digunakan oleh wong Samin dilestarikan sebagai kekayaan non-bendawi agar tidak punah di tengah terpaan budaya global yang merambah secara massif. Tidak hanya negara saja yang dibebani tanggung jawab pelestarian ini, namun juga pemangku budaya dan masyarakat pada umumnya, dengan cara menumbuhkan kesadaran bahwa budaya memiliki makna untuk dilestarikan bagi kehidupan agar terwariskan ke generasi selanjutnya.

Wong Samin memiliki bahasa khas yang unik dan tidak ditemukan dalam komunitas lainnya. Bahasa ekspresi perlawanan wong samin ini disebut bahasa Sangkak, seperti: bila ditanya: dari mana? Dari Belakang. Ke mana? Ke depan. Memang sekilas identik dengan bahasa kolot dan terbelakang, namun ada makna tersendiri dibalik penggunaan bahasa ini.

Penggunaan bahasa Sangkak saat ini sudah berkurang yang disebabkan berbagai hal, mulai dari desakan budaya modern yang kian massif, hingga tak percaya dirinya wong Samin dengan bahasa khas yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

"Bahasa ini hanya eksis bagi wong Samin tatkala berinteraksi dengan komunitasnya dan warga sekitar, terutama generasi tua". Selain bahasa Sangkak, wong Samin juga memiliki kekhasan lain yakni berupa kidungan (nyanyian Jawa) yang bermuatan doa dan hiburan. Sayangnya, lagi-lagi kekayaan non-bendawi ini telah luntur seiring waktu karena sudah tak ditampilkan oleh wong Samin dalam acara resmi, seperti perkawinan, khitanan, puputan, dan lain sebagainya. Pemicunya karena dipengaruhi oleh kuatnya budaya seni musik dan seni suara masa kini, dampaknya tak ada regenerasi penyanyi dan pemusik dari dan oleh warga Samin itu sendiri.

"Kalau kondisi ini dibiarkan bisa jadi dalam beberapa dekade mendatang bahasa Sangkak maupun Kidungan, sudah benar-benar punah".

Oleh karena itu, Perlu adanya persamaan persepsi dari berbagai pihak agar kekayaan yang ada di komunitas Samin ini bisa terus lestari hingga kapanpun. Misalnya untuk bahasa Sangkak, bisa dipertahankan dengan cara penggunaannya diintensifkan dalam komunikasi harian antar sesama wong Samin. Cara ini bisa dimulai dari wong Samin generasi tua yang berkomitmen nguri-nguri bahasanya sendiri dan mau mengajarkan kepada para penerusnya.

Dan Pemerintah punya peran yang besar, ikut memfasilitasi agar bahasa dan budaya wong Samin ini tidak punah.

Popular Posts

close