Untuk Anda Kami Ada

Melihat Keunikan Watu Amben - Cikal Bakal Desa Waru


Desa Waru, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora memiliki potensi alam yang dikembangkan sebagai wisata edukasi dan hiburan berbasis kearifan lokal. Salah satunya adalah Watu Amben yang dipercaya sebagai lokasi cikal bakal (awal) adanya desa Waru.

Watu Amben adalah batu hitam berukuran besar dengan panjang lebih kurang 10 meter. Bentuk atasnya datar menyerupai amben (tempat istirahat) pada jaman dahulu. Terletak di tengah pemukiman warga, di bawah pohon beringin. Atau tepatnya, berada di depan basecamp menuju puncak gunung Mundri.

"Watu Amben ini sudah ada sejak lama. Dipercaya sebagai cikal bakal desa Waru. Dikenal sebagai tempatnya Mbah Tuan", kata Soleman, mantan Sekretaris Desa Waru, Selasa (29/9/2020).

Berdasarkan tradisi masyarakat, kata dia, setiap bulan Selo (Jawa) hari Jumat Wage, di lokasi Watu Amben diselenggarakan sedekah bucu. Yakni, kenduri bersama dengan tumpeng nasi bucu. Tujuannya memohon kepada Tuhan, agar diberi keselamatan dan kemudahan rejeki.

"Setiap bulan Selo (Jawa) hari Jumat Wage, di lokasi Watu Amben diselenggarakan sedekah bucu oleh warga masyarakat. Ini tradisi warga. Sedekah bucu ini berbeda dengan sedekah bumi. Kalau sedekah bumi dipusatkan di sendang Keputren", terangnya.

Konon, menurut Soleman, di lokasi Watu Amben juga kerap didatangi orang yang melakukan hajat setelah permintaan (secara ritual) terlaksana.

"Ada yang datang ke Watu Amben, melakukan doa, memohon kesembuhan karena sakit berkepanjangan. Mereka berucap, kalau sembuh dari sakit akan melaksanakan hajatan di Watu Amben. Itu terbukti dilakukan orang, jadi seperti nadar begitu", tambahnya.

Dahulu lokasi Watu Amben dikenal mistis karena kerap didengar suara binatang seperti ringkik kuda. Tidak sembarang orang berani masuk atau mendekat di lokasi tanpa didampingi perangkat desa atau orang yang dituakan. Hal itu selain di bawah pohon beringin dan rimbunnya pepohonan lainnya juga rawan dengan binatang liar seperti ular dan babi hutan.

"Dahulu memang ada pohon beringin besar, tapi ditebang karena sudah lapuk. Di tengah batang pohonnya berongga atau keropos. Bahkan sering saya pakai tempat sembunyi dan berteduh dengan teman waktu itu", kata Soleman.

Untuk menggantikan pohon yang terdahulu, ditanami pohon dengan jenis yang sama dan sekarang sudah tumbuh besar.

Dikatakannya, dahulu di Watu Amben, nampak ada seperti jejak telapak tangan dan kaki, karena tempat itu juga dipercaya sebagai lokasi pasujudan wali.

"Ditengarai memang ada jejak telapak, dipercaya itu telapak Wali. Tapi jejak telapak itu sepertinya sudah tidak kelihatan karena tergerus cuaca atau air hujan", jelasnya.

Seiring perkembangan jaman, pemerintah desa setempat terus berbenah untuk mewujudkan Watu Amben sebagai tempat yang aman dan nyaman dikunjungi wisatawan.

Lambat laun, kesan mistis itu pudar. Bahkan di lokasi sekitar Watu Amben telah dibangun jalan paving dengan alokasi anggaran dana desa tahun 2019.

Pada salah satu sisi Watu Amben, ditempel prasasti program pembangunan masyarakat desa kabupaten Blora yang ditandatangani oleh Kepala Desa Waru, Soyo.

Watu Amben pun menjadi tempat yang representative, tidak hanya untuk acara tradisi, tetapi juga kekinian untuk latar foto dokumentasi diri dan kajian arkeologi sehingga keberadaannya tetap terjaga.

"Watu Amben memang unik dan menjadi saksi sejarah yang menjadi pemantik untuk menggali cerita tutur dan menikmati pesona alam di desa Waru sehingga akan terus dikembangkan", kata Soyo, Kades Waru.

Menurut dia, karang taruna desa setempat didorong untuk mewujudkan dan mengelola potensi desa sebagai destinasi wisata dan pelestarian alam setempat.

"Watu Amben adalah salah satu ikon Desa Waru. Selain yang menjadi andalan adalah pesona puncak gunung Mundri. Mulai ramai dikunjungi wisatawan. Semua dikelola oleh pemuda dan karang taruna. Kita mendukung sepenuhnya,” terangnya.

Tidak hanya itu, akses jalan mulai dari Watu Amben menuju puncak gunung Mundri, segera dilakukan pembangunan.

"Sebenarnya sudah kita programkan, tetapi karena ada Covid-19, sehingga tertunda", ucapnya.

Bagi warga yang ingin datang ke lokasi Watu Amben atau mendaki puncak Mundri disarankan untuk mematuhui protokol kesehatan dan minta petunjuk dari pemandu yang siaga di basecamp.

"Jaga stamina, makan terlebih dahulu sebelum naik ke Mundri, biar kuat. Jangan lupa patuh protokol kesehatan Covid-19", tegasnya.

Dari data pengunjung sejak tiga bulan dibukanya Watu Amben hingga puncak Mundri, lebih kurang 30 pengunjung setiap hari.

Soyo menyadari, akses jalan desa dari Desa Soko (Sayuran) menuju lokasi tersebut memang cukup menguji nyali. Selain jalan batu, juga ada beberapa tikungan dan tanjakan yang memerlukan kewaspadaan bagi para pengendara sepeda motor atau mobil.

"Harus hati-hati dan waspada. Tapi itulah seni, pengalaman yang akan menjadi kenangan sepanjang masa", kata dia.

sumber info : Dinkominfo Kab. Blora

Peresmian Kampung Pelangi Desa Bangsri Dengan Pagelaran Wayang Kulit


Pemerintah Desa Bangsri,Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora menggelar pertunjukan wayang kulit dalam rangka peresmian (grand opening) destinasi wisata Kampung Pelangi, Rabu (9/9/2020) malam.

Pertunjukan wayang kulit menampilkan dalang Sigit Ariyanto dari Kabupaten Rembang bersama group kesenian Cakraningrat dengan cerita Bima Suci.

"Pertunjukan digelar dalam rangka peresmian Kampung Pelangi. Tentu saja kita menerapkan protokol kesehatan Covid-19", kata Kades Bangsri, Laga Kusuma.

Semua pengunjung yang datang untuk menonton wayang kulit, harus memakai masker dan dan cuci tangan dengan pengawasan ketat petugas (TNI-Polri dan Linmas) yang siaga di pintu masuk hingga di seputar arena panggung pertunjukan.

Selain itu, pengunjung diminta mengisi daftar hadir agar membantu dan memudahkan pemantauan.

Kades Bangsri Laga Kusuma menyebut telah menganggarkan program Kampung Pelangi ini dari dana desa yang sudah disetujui dan dimusdeskan oleh kelembagaan.

"Alhamdulillah untuk proses ini, yang dulunya, kebanyakan warga pada ragu karena rumahnya dicat warna-warni, namun dengan tim kreatif desa Bangsri yang didukung oleh seluruh pemuda desa Bangsri mulai dari marketing dan lainnya omzet Kampung Pelangi selama satu bulan sebanyak 52 ribu tiket masuk", ungkapnya.

Meskipun di masa pandemi Covid-19, kata dia, tetap mengutamakan dan menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi kalau ada pengunjung yang menyalahi aturan protokol kesehatan, tidak memperbolehkan masuk", kata dia.

Pada peresmian kampung pelangi ada ribuan penonton yang semuanya menggunakan masker.

"Kami sadari, memang yang belum adalah social distancing atau menjaga jarak", ucapnya.

Kepada Pemkab Blora, Laga Kusuma, meminta bantuan dan perhatian anggaran untuk keberlangsungan pebangunan Kampung Pelangi ke depan.

"Kampung Pelangi Desa Bangsri ini sudah terbukti sebagai desa percontohan. Dulunya desa sini adalah desa tertinggal, desa zona merah, desa termiskin. Tapi alhamdulillah dengan adanya program desa wisata sudah menjadi desa percontohan se kabupaten Blora", jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya memohon dari pemerintah kabupaten Blora untuk disupport secepatnya. Hal itu karena masih banyak inspirasi belum tertuangkan di desa wisata setempat yang dikelola oleh pemuda karang taruna yang dibawahi oleh BUMDes Bangsri Maju Mapan (5758).

"Dari pengelolaan BUMDes, omzet kami mencapai Rp70 juta per bulan. Sekali lagi kami mohon kepada Pemkab untuk memperhatikan desa wisata kami, sehingga untuk selamanya bisa berjalan dengan lancar", kata dia.

Program kelanjutan yang direncanakan dalam pengembangan desa wisata, kata Laga Kusuma, yaitu taman bunga selsia bersama spot-spot foto seluas kurang lebih dua hektar.

"Yang nanti kita tingkatkan internasional. Kami minta doa kepada warga masyarakat agar desa wisata ini bisa berkembang", harapnya.

Peresmian Kampung Pelangi Desa Bangsri ditandai pemukulan gong oleh Wakil Bupati Bora H. Arief Rohman, M.Si.

"Mas Laga ini luar biasa, kita harus bangga. Ternyata anak muda kalau diberi kesempatan bisa berprestasi", ucap wakil Bupati.

Kelasnya Kampung Pelangi ini, kata wakil Bupati Blora, tidak hanya lokal Blora tapi sudah nasional.

"Beberapa waktu yang lalu Pak Menteri tertarik untuk datang kesini. Ini membuktikan kalau kepala desa mempunyai inovasi, pasti menarik perhatian banyak pihak", kata Wakil Bupati Blora.

Menyangkut anggaran, menurt Arief Rohman, akan dicari bersama. Termasuk jalan menuju lokasi kampung Pelangi, tahun depan, insyaallah sudah dibangun.

"Supaya orang yang datang kesini jalannya bagus dan nyaman. Biar nanti Bangsri akan semakin ramai. Kita nanti gandeng BUMN melalui CSR untuk mendukung program yang Mas Laga sampaikan", tambahnya.

Mewakili Pemkab Blora dan Bupati Blora, Arief Rohman selaku Wakil Bupati Blora menyampaikan apresiasi kepada Kepala Desa Bangsri dan seluruh warga masyarakat desa Bangsri yang sudah membikin wisata hiburan.

"Di era masa pandemi ini, ada Kampung Pelangi ini menambah hiburan untuk warga masayarakat Blora. Jadi mendapat pahala juga. Malam hari ini sebagai syukuran, wayangan bersama Mas Sigit. Terimakasih Mas Sigit sudah berkenan menghibur warga Bangsri dan sekitarnya. Semoga tiap tahun bisa datang kesini", imbuhnya.

Pertunjukan wayang kulit ditandai dengan penyerahan tokoh wayang kulit dan replika sepeda motor oleh Wakil Bupati Blora dan Kades Bangsri Laga Kusuma kepada dalang Sigit Ariyanto.

Hadir pada grand opening Kampung Pelangi, Forkopimcam Jepon, Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar M. Solichan Mochtar, SH, AP, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinkominfo Blora Ignatius Ary Soesanto, S.Sos, M.Si serta undangan lainnya.

Sementara itu, layar lebar yang difasilitasi Dinkominfo Blora terpampang di salah satu halaman rumah warga. Melalui layar itu, warga bisa menonton tampilan dalang Sigit dan para pesinden yang begitu memikat hati.

sumber info dari : Dinkominfo Kab. Blora

UPTD Dinperinnaker Blora Selenggarakan Pelatihan Membatik Di Sukorejo


Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinnaker) Kabupaten Blora telah selesai menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keterampilan membatik bagi pencari kerja di desa Sukorejo Kecamatan Tunjungan.

Penutupan kegiatan dilaksanakan di pendopo kantor desa Sukorejo dengan dihadiri Camat Tunjungan Dwi Bambang Priyono, SE, Plt Kepala Dinperinnaker Blora Achmad Nurhidayat SH, M.Si, MM dan Kepala BLK Blora Dra. Amik Kristanti, Selasa (1/9/2020).

Pelatihan tersebut diselenggarakan untuk memberi kesempatan bagi warga setempat yang berminat dan ingin mengembangkan potensi batik dengan berbagai corak dan motif berbasis kearifan lokal.

Kepala BLK Blora Amik Kristanti mengemukakan pendidikan dan pelatihan diselenggarakan menggunakan alokasi ABPD 2020 Kabupaten Blora selama 25 hari dengan diikuti 16 peserta.

Pelatihan dilaksanakan selama 25 hari. Pesertanya warga desa Sukorejo sebanyak 16 orang yang benar-benar memiliki bakat dan minat membatik.

"Pelatihan batik di Sukorejo memang untuk menggali potensi berbasis kearifan lokal yang ada di daerah Tunjungan khususnya, harapannya agar wilayah Tunjungan memiliki corak, ciri khas tersendiri. Peserta pelatihan diberi keleluasaan menggali potensi diri untuk dituangkan ke dalam corak batik yang mereka bua", terangnya.

Menurut dia, pihaknya menggali potensi kearifan lokal terutama budaya seni dan hasil potensi wilayah kecamatan Tunjungan supaya masyarakat tahu khas kecamatan Tunjungan lewat goresan batik tulis.

Selama pelatihan berlangsung dipandu oleh sejumlah instruktur batik. Di antaranya dari Lasem, Kabupaten Rembang dan Kelurahan Beran, Kecamatan Blora.

Pelatihan dilaksanakan di pendopo pemerintah desa Sukorejo dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Kami berharap materi yang diberikan oleh instruktur bisa diimplementasikan untuk berkarya dan menjadi penggerak batik Blora, khususnya di desa Sukorejo dan Kecamatan Tunjungan. Dengan demikian bisa bernilai ekonomi", harapnya.

Camat Tunjungan Dwi Bambang Priyono,SE mengatakan dari hasil pelatihan batik diharapkan terus berlanjut.

"Kami minta terus belanjut dan dibina oleh BLK Blora. Nanti akan kita evaluasi. Kita siap membantu dalam pemasaran, terlebih pemasaran dengan teknologi digital", terangnya.

Pada kesempatan itu Plt Kepala Dinperinnaker Achmad Nurhidayat, SH, M.Si, MM secara simbolis menyerahkan sertifikat kepada peserta pendidikan dan pelatihan.

"Selamat, semoga ilmu dan kreativitas karyanya terus dikembangkan", katanya.

Menurut dia, kegiatan yang diselenggarakan adalah bukti negara hadir ketika masyarakat membutuhkan recoveri ekonomi.

Kemudian memberi pembekalan keahlian di bidang batik untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat.

"Banyak motif baru karena kami membebaskan peserta berinovasi sesuai kreativitasnya", kata Achmad Nurhidayat.

sumber info dari : Dinkominfo Kab Blora

Karang Taruna Dusun Dumpul Gelar Sepeda Sehat Dengan Tetap Patuh Protokol Kesehatan


Karang Taruna Dusun Dumpul Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora menggelar sepeda sehat hias dalam rangka mengedukasi warga patuh protokol kesehatan (prokes) dan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdakaan Republik Indonesia, Minggu (23/8/2020).

Jumlah peserta dibatasi terdiri anak, remaja dan dewasa di lingkungan setempat.

Kepala Desa Kamolan Majianto dan istri serta perangkat desa setempat mengikuti sepeda sehat melintasi jalan desa Kamolan. Suasana guyub rukun mewarnai geliat acara yang dihelat untuk meningkatkan imun itu.

"Jadi ini untuk memasyarakatkan hidup sehat dengan bersepeda. Sekaligus mengedukasi warga terutama bagi anak-anak supaya patuh protokol kesehatan. Menerapkan 3M. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak", kata Majianto, Kades Kamolan.

Yang tidak kalah penting, kata dia, adalah memaknai dan menghargai para pejuang dan pahlawan kemerdekaan melalui momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdakaan Republik Indonesia.

"Meski dalam situasi pandemi Covid-19, kita harus semangat. Adaptasi kebiasaan baru harus diterapkan dan terus dilakukan. Kita harus tertib, patuh dan disiplin serta semangat mengisi kemerdakaan, melanjutkan perjuangan para pahlawan", ungkapnya menambahkan.

Sementara itu, Saat Ali, salah satu panitia penyelenggara mengatakan, sejatinya ide kegiatan itu dilaksanakan spontan. Setelah melalu rembug bersama dan ijin dengan pemerintah desa Kamolan serta kecamatan Blora, akhirnya disepakati untuk dilaksanakan.

"Semuanya menerapkan protokol kesehetan. Peserta tidak lebih dari 100 orang. Diukur suhu tubuh, pakai masker dan cuci tangan. Bahkan Pak Kades juga berkenan dan mendukung dan ikut naik sepeda ontel", terangnya.

Menurut dia, kegiatan itu sekaligus menjadi pengobat rindu bagi anak-anak pada karnaval tahunan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI seperti yang dilaksanakan di tahun sebelumnya.

"Sebelum ada Covid-19, kami menggelar pawai atau karnaval serta aneka lomba. Namun tahun ini berbeda. Maka anak-anak diminta menghias sepeda dengan aneka warna kerta dan memasang bendera merah putih", kata Ali.

Acara dilaksanakan dalam waktu lebih kurang dua jam dan peserta mendapatkan hadiah undian dari panitia. Kegiatan itu dikawal dan dijaga anggota Linmas setempat dengan tertib dan terkendali.

"Senang dan sehat. Semoga Covid-19 segera sirna, sehingga kegiatan seperti ini lebih semarak lagi tahun depan, dan segera bisa masuk sekolah lagi” ucap Irwan, salah seorang anak peserta sepeda sehat hias.

sumber info dari : Dinkominfo Kab. Blora

TMMD Sengkuyung Tahap II Di Desa Japah Resmi Ditutup


Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II Kodim 0721/Blora di Desa Japah, Kecamatan Japah, telah selesai dilaksanakan dan resmi ditutup, Rabu (29/7/2020). Namun kali ini tidak dilaksanakan dengan menggelar upacara penutupan seperti biasanya karena masih dalam situasi pandemi Covid-19.

Penutupan dilakukan upacara sederhana dan penandatanganan naskah penyerahan hasil proyek TMMD Sengkuyung Tahap II Tahun 2020 oleh Dandim 0721/Blora selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD kepada Sekda Komang Gede Irawadi, SE, M.Si mewakili Bupati Blora Djoko Nugroho, disaksikan Forkompimda Blora di Aula Kodim 0721/Blora.

Dandim 0721/Blora Letkol Inf. Ali Mahmudi, S.E., M.M., menyampaikan bahwa TMMD Sengkuyung tahap II 2020 ini merupakan bentuk sinergitas TNI dengan Pemkab dalam mensukseskan pembangunan wilayah, khususnya di pedesaan yang kali ini ditempatkan di Desa Japah, Kecamatan Japah.

"Untuk TMMD di Desa Japah ini ada banyak yang dilaksanakan baik fisik maupun non fisik", kata Dandim Letkol Inf. Ali Mahmudi, S.E., M.M.

Dandim menjelaskan untuk kegiatan fisik, di antaranya adalah pembangunan jalan makadam sepanjang 1300 meter, lebar 3 meter, pembangunan talud sepanjang 290 meter, pembangunan plat beton ukuran panjang 1 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter sebanyak 3 unit, pembuatan saluran drainase sepanjang 131 meter dan lebar 1 meter.

"Sedangkan untuk kegiatan non fisik meliputi penyuluhan bela negara dan wawasan kebangsaan, penyuluhan narkoba, kamtibmas, dan hukum, penyuluhan peningkatan hasil pertanian, penyuluhan pernikahan dini, donor darah, pelayanan KB, dan pengobatan massal", jelas Dandim.

Pelaksanaan TMMD ini, menurut Dandim, juga besar manfaatnya bagi warga setempat. Hasilnya membuat mereka senang dan puas dengan pembangunan jalan tersebut.

"Meski proses awal tidak mudah dan harus memindahkan tiga rumah warga, namun dengan adanya jalan ini mereka bisa menikmati jalan tersebut", ucap Dandim.

Dandim juga berharap jalan ini nantinya bisa ditingkatkan oleh desa setempat dalam pembangunannya mengingat jalan ini sangat besar manfaatnya bagi warga setempat.

"Jalan ini bisa menjadi jalan pintas sampai pati sehingga dengan adanya jalan ini warga tidak harus putar arah hingga beberapa kilo untuk menuju tempat tujuannya, oleh sebab itu meski masih makadam, kami berharap pemerintah desa bisa meningkatkan pembangunan jalan tersebut", harapnya.

Sementara itu, Sekda Blora Komang Gede Irawadi, SE, MSi mewakili Bupati Blora mengapresiasi terselenggaranya TMMD Sengkuyung Tahap II.

"Mewakili Pak Bupati dan Wakil Bupati yang tidak bisa hadir, kami apresiasi pelaksanaan TMMD yang berjalan setiap tahun dan ini luar biasa sekali. Dengan adanya ini tentu saja Pemkab terbantu", kata Sekda Blora.

Sekda mengatakan melihat langsung progres pembangunan jalan dan kegiatan lainnya, anggota TNI saling gotong royong, berbaur dengan masyarakat setempat.

"Bagus sekali, kami mendukung program TMMD ini dan tentu pemkab blora selalu mendukung kegiatan ini", kata Sekda Blora.

Kegiatan TMMD akan terus dilakukan pada tiap tahunnya dengan sasaran lokasi yang berbeda.

sumber info dari : Dinkominfo Kab. Blora/Pendim

Groundbreaking Jembatan Medalem-Luwihaji


Setelah puluhan tahun masyarakat memimpikan adanya jembatan Sungai Bengawan Solo, akhirnya mimpi itu hari ini, mulai terwujud. Bupati Bojonegoro dr. Hj. Anna Muawanah bersama Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, M.Si pada hari Rabu (1/7/2020) ini melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan jembatan Medalem(Blora, Jateng) - Luwihaji (Bojonegoro, Jatim).

Groundbreaking dilakukan sebagai tanda resmi dimulainya proyek pembangunan jembatan kerjasama dua kabupaten beda provinsi ini, yang akan menghubungkan wilayah Kecamatan di Blora bagian selatan (Kradenan, Randublatung, Kedungtuban, Jati), dengan wilayah Kecamatan di Bojonegoro bagian barat daya (Ngraho, Margomulyo, Tambakrejo).

Masyarakat dari kedua wilayah yang berseberangan pun menyambut gembira adanya kegiatan groundbreaking ini, mereka ikut datang ke lokasi groundbreaking yang dilaksanakan di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro (Jatim).

Hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimda Bojonegoro, anggota DPRD Bojonegoro, Kepala DPUBMPR Bojonegoro, dan OPD terknis terkait serta Forkopimcam setempat hingga Kades.

Sedangkan dari Kabupaten Blora, selain Wakil Bupati juga hadir anggota DPRD Blora dari Dapil 2 dan 3 (Warsit, dan Tri Yuli Setyowati), Kepala DPUPR, Kepala Bappeda, Forkopimcam Kradenan, dan Kades Medalem.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (DPUBMPR) Kabupaten Bojonegoro, Retno Wulandari ST, dalam laporannya menyampaikan bahwa jembatan ini merupakan infrastruktur jembatan yang melintas di atas sungai Bengawan Solo yang menghubungkan akses 2 wilayah, yaitu Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro dengan wilayah Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.

“Jembatan Luwihaji-Medalem dibangun dengan anggaran dari APBD tahun 2020 dari Kabupaten Bojongoro dan Kabupaten Blora dengan total pagu anggaran Rp. 97.632.864.000,” ucap Retno Wulandari ST.

Pembangunan jembatan ini menurutnya bertujuan untuk mendukung aksesbilitas masyarakat pada khususnya dan masyakarat sekitar pada umumnya dengan harapan dapat meningkatkan pergerakan masyarakat dan berdampak positif pada sektor ekonomi, sektor sosial, sektor jasa, pariwisata dan budaya, serta diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

“Jembatan ini akan membentang sepanjang 200 meter, yang akan terdiri dari 4 pilar dengan menggunakan rangka baja. Lebar jembatan keseluruhan 9 meter, untuk jalan 7 meter, sehingga kanan kiri terdapat trotoar pejalan kaki masing-masing satu meter,” jelas Retno Wulandari ST.

Selain jembatan, menurutnya dalam proyek ini juga dilakukan pembangunan perkerasan jalan akses menuju jembatan dengan rigid beton bertulang selebar 7,5 meter, baik dari wilayah Blora maupun Bojonegoro.

Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman M.Si, mengawali sambutannya mewakili Bupati Blora Djoko Nugroho, menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bojonegoro dan seluruh jajaran, bawa mimpi masyarakat Kabupaten Blora untuk memiliki jembatan akhirnya bisa terwujud.

"Mimpi mempunyai jembatan ini sudah lama, dan Alhamdulillah di era Bu Anna ini begitu beliau dilantik kami sowan kepada beliau, dan beliau langsung berkenan meninjau kesini dan tidak menunggu lama langsung diputuskan, semua saya tanggung, Luar biasa Bojonegoro. Kami mewakili Bapak Bupati dan masyarakat Blora mengucapkan terimakasih", tutur Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, M.Si.

Wakil Bupati Arief Rohman menuturkan bahwa dengan dibangunnya jembatan tersebut masyakarat di Kabupaten Blora mendapat berkah, karena banyak warga Kradenan dan sekitarnya bisa semakin mudah memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikannya.

"Banyak yang biasa berjualan ke Pasar Ngraho, begitu juga sekolah, banyak yang sekolah ke Ngraho termasuk ngaji. Dulu saat Bu Anna ke Medalem, ketika akan menyeberang pakai perahu bertemu seorang anak yang hendak berangkat ngaji. Ketika ditanya ngaji dimana, jawabnya ke Jawa Timur. Ada penjual kayu bakar, bahkan orang yang hendak silahturahmi ke mertua. Ini menandakan bahwa kedua wilayah telah terjalin hubungan ekonomi, pendidikan dan sosial yang erat", ungkap Wabup Arief Rohman.

Dengan adanya jembatan ini, dirinya berharap pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah bisa semakin baik.

Wakil Bupati Arief Rohman juga berharap sinergi antara Blora dan Bojonegoro terus terjalin. Karena selain proyek jembatan ini, di Blora juga sedang ada proyek Bandara Ngloram yang dikerjakan Kementerian Perhubungan. Yang diharapkan Kabupaten Bojonegoro bisa menyumbang okupansi penumpang bandara.

"Alhamdulillah bandara juga sedang dibangun, semoga tahun depan sudah ada pesawat ATR-7 yang mendarat di Ngloram Cepu. Sehingga nanti warga Bojonegoro kalau mau ke Jakarta tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya, langsung lewat Cepu mendarat di Halim Perdana Kusuma", tambah Wakil Bupati.

Bupati Bojonegoro, Dr. Hj. Anna Muawanah dalam sambutannya menyampaikan bahwa perencanaan pembangunan jembatan Luwihaji-Medalem juga atas persetujuan DPRD Kabupaten Bojonegoro.

"Pembangunan jembatan ini merupakan konsep pembangunan kawasan. Dengan dilaksanakannnya pembangunan jembatan banyak hal positif dan membawa manfaat. Pemkab Bojonegoro akan terus berkoordinasi dengan Kabupaten Blora dan ingin terus mengajak warga bersama-sama sehingga apa yang menjadi suatu perencanaan besar kedua pemerintahan dapat segera diwujudkan", ucap Dr. Hj. Anna Muawanah.

"Insyaallah kita bisa manfaatkan ini untuk ekonomi, sosial, budaya, keagamaan dan sebagainya. Termasuk kami juga akan mensupport bandara Ngloram, karena juga akan memperkuat sarana transportasi. Karena kita tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya. Cukup ke Blora untuk naik pesawat", kata Bupati Anna Muawanah.

Pada kesempatan tersebut Bupati Anna Muawanah juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga pembangunan jembatan tersebut dapat terlaksana. Bupati juga berpesan agar pembangunan jembatan tersebut betul betul di awasi dan dicek, karena waktu tinggal 5 bulan.

"Time table harus betul-betul dihitung, semuanya harus disiapkan. Kalau bisa kerja 24 jam, pakai 3 sift. Kami yakin jika dari perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan, berjalan dengan baik, maka waktu 5 bulan itu bisa kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Semoga Desember kita bisa resmikan, untuk nama nanti kita cari dulu dan minta masukan dari Pemkab Blora karena ini menghubungkan 2 wilayah Kabupaten", pungkas Bupati Anna Muawanah.

Setelah groundbreaking yang dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan, rombongan melakukan tinjauan ke lokasi seberang yang ada di Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora dengan menggunakan perahu.

Terpisah, Warsit, selaku anggota DPRD Blora dari Dapil 3 (Kradenan, Randublatung, Jati) yang juga warga asli Kecamatan Kradenan merasa senang karena mimpi memiliki jembatan akhirnya bisa terkabul.

"Rencana adanya jembatan ini sudah ada sejak zamannya Pak Harto, tetapi hanya sebatas rencana saja. Alhamdulillah tahun ini bisa mulai dibangun. Kami selaku wakil rakyat ikut bersyukur dan berterimakasih kepada Pemkab Bojonegoro dan Pemkab Blora, yang kali ini diwakili Pak Arief. Semoga prosesnya lancar, aamiin", ujar Warsit.

sumber info dari : Dinkominfo Kab Blora/Tim Berita Prokompim Blora

Pepadi Blora Ajak Warga Doa Bersama Agar Terhindar Penyakit Corona


Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Blora mengajak seluruh warga masyarakat khususnya pecinta wayang kulit untuk meningkatkan doa kepada Tuhan agar di wilayah kabupaten Blora bebas dari penyakit yang disebabkan virus corona.

Hal itu disampaikan Ketua Pepadi Blora H. Sukarno pada sambutan pagelaran wayang kulit malam Jumat Pon di pendopo rumah dinas bupati Blora, Kamis (12/3/2020) malam.

"Semoga negara Indonesia, khususnya Jawa Tengah, lebih khusus lagi Kabupaten Blora bebas dari penyakit yang disebabkan virus corona. Kita berdoa bersama, malam ini kita tirakatan (wungon, melekan) semoga saudara-saudara kita semua bebas dari penyakit corona. Tidak usah panik", kata Sukarno.

Semua itu, kata Sukarno, percaya saja itu datang dan diberi dari Gusti Allah sebagai ujian untuk meningkatkan ketaqwaan.

"Insya Allah dengan doa bersama maka akan mendapatkan perlindungan dari Gusti Allah. Yang memberi obat atau yang menyembuhkan adalah Gusti Allah. Percaya saja", ujarnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora M. Solichan Mochtar mewakili Kepala Dinporabudpar H. Slamet Pamuji.

"Melalui pertunjukan wayang kulit malam ini, kami ajak seluruh warga masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengkonsumsi empon-empon seperti jahe dan kunyit", kata Solichan.

Yang tidak kalah penting, kata dia, meningkatkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun.

"Virus itu bisa masuk melalui tangan, maka biasakan cuci tangan pakai sabun. Tidak usah panik. Sekaligus, malam ini mari kita tetap lestarikan seni budaya wayang kulit dengan menampilkan dalang muda berbakat asli Blora", terangnya.

Pepadi Blora bersama Dinporabudpar rutin menggelar pertunjukan wayang kulit setiap malam Jumat Pon sebagai upaya melestarikan seni budaya dengan menampilkan dalang lokal secara bergiliran.

Pada pertunjukan kali ini, menampilkan dua dalang muda yang berstatus sebagai mahasiswa dan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Keduanya asli Blora. Yakni Ragil Darsono asal Karangjong Kecamatan Ngawen dan Ki Mifta Jho Londhot asal Todanan, Kecamatan Todanan.

Adapun cerita yang ditampilkan secara bergantian yaitu Parikesit di wisuda. Ratusan warga pecinta wayang kulit tak bergeming menyaksikan hingga akhir cerita.

Sebelumnya, ditampilkan seni karawitan oleh para guru SD perempuan yang tergabung pada kelompok seni karawitan Dwija Sulistya Kencana.

Meski baru berlatih tiga bulan, namun kelompok itu berani tampil di depan publik dengan membawakan beberapa buah gending (lagu Jawa) dan tidak mengecewakan penonton serta penikmat seni karawitan.

Popular Posts

close