Untuk Anda Kami Ada

Kecamatan Bogorejo


Kecamatan bogorejo, secara geografis terletak di bagian timur kabupaten blora, berjarak 17 km arah timur dari pusat kota blora. Secara administrasi, kecamatan bogorejo di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten rembang, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten tuban, jawa timur, di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan jiken kabupaten blora, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan jepon blora. Bentang terjauh kecamatan bogorejo dari barat ke timur sepanjang 16,8 km dan dari utara ke selatan sejauh 12,18 km.

Kecamatan bogorejo memiliki wilayah seluas 49,80 km 2 atau 2,74 persen luas kabupaten blora. Dibandingkan kecamatan lain, luas wilayah kecamatan bogorejo tergolong kecil yaitu menempati urutan ke-15. desa nglengkir merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 8,47 km 2 atau sekitar 17,01 persen dari luas kecamatan bogorejo. Desa ini luasnya hampir sama dengan penjumlahan luas wilayah 4 desa lain di kecamatan bogorejo yaitu desa sarirejo, desa karang, desa jeruk dan desa gembol.

Lahan di kecamatan bogorejo terdiri atas lahan sawah seluas 1.307,60 hektar (26,25 persen) dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 3.672,90 hektar (74,75 persen). lahan bukan sawah terbagi atas 24,13 persen hutan negara, 36,96 persen tegalan, dan 1,95 persen lainnya. Dari luas lahan sawah yang tercatat 1.307,60 ha, lahan sawah yang menggunakan irigasi teknis dan sederhana seluas 658,75 hektar, sedangkan sisanya seluas 648,87 hektar merupakan sawah tadah hujan. Dengan demikian sebagian besar lahan sawah panen satu kali dalam setahun, hanya sebagian lahan di kecamatan bogorejo yang dapat panen dua kali dalam setahun, diantaranya desa gombang, karanganyar, tempurejo, gayam dan sendangrejo.

Iklim di kecamatan bogorejo secara umum tidak jauh berbeda dengan kecamatan lain di blora. Kecamatan bogorejo termasuk daerah dengan curah hujan rendah dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau. Selama periode tahun 2012, rata-rata curah hujan di kecamatan bogorejo tercatat sebesar 77,5 mm dengan rata-rata hari hujan tercatat sebanyak 8,55 hari perbulan. Curah hujan tertinggi tercatat pada bulan pebruari dengan curah hujan sebesar 156 mm dan terendah pada bulan-bulan dimana hujan tidak turun, yaitu bulan juli, agustus dan september. Hari hujan tercatat cukup sering terjadi pada bulan januari sampai bulan pebruari dan bulan desember dengan hari hujan di atas 15 hari perbulan.

Berdasarkan uu no. 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa tersebut. Dalam menjalankan pemerintahan desa seorang kepala desa dibantu oleh sekretaris dan perangkat desa. Secara administrasi, kecamatan bogorejo terbagi menjadi 14 desa dan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. untuk memudahkan koordinasi, setiap desa terbagi menjadi beberapa rukun warga (rw) dan rukun tetangga (rt). Disamping itu, masyarakat bogorejo juga menggunakan dusun sebagai wilayah administrasi.

Kecamatan bogorejo terdiri dari 45 dusun, 45 rukun warga dan 193 rukun tetangga dengan jumlah penduduk sebesar 24.026 jiwa. Kecamatan bogorejo dipimpin oleh seorang camat dan dibantu seorang sekretaris kecamatan. Jumlah pegawai di kantor kecamatan bogorejo adalah 17 orang. Jumlah perangkat desa di kecamatan bogorejo mengalami perubahan sejak tahun 2012 hingga sekarang. Perangkat desa berjumlah 122 orang, yang terdiri dari kades sebanyak 14 orang, sekdes sebanyak 11 orang dan perangkat desa lainnya sebanyak 97 orang. Jumlah personel perlindungan masyarakat (linmas) yang merupakan aparat desa di bidang keamanan dan ketertiban, tidak ada perubahan yaitu berjumlah 351 orang.

Upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dan kecukupan jumlah guru. Kedua hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sekolah dan rasio murid guru. Jumlah sekolah jenjang tk mengalami peningkatan dimana tahun 2011 sebanyak 13 dan tahun 2012 sebanyak 14, sedangkan sd dan sltp masih tetap sama dengan tahun 2011 yaitu masing-masing sebanyak 24 dan 4 unit. Sedangkan sekolah setingkat slta di bogorejo sampai sekarang tidak tersedia.

Pada jenjang pendidikan tk dan sd di kecamatan bogorejo untuk tahun ajaran 2012/2013 seorang guru rata-rata harus mengajar 11 dan 12 siswa. Beban tugas guru sltp sedikit lebih banyak dengan rata-rata mengajar 13 siswa. Rasio murid guru sltp sedikit menurun dibanding tahun 2011 yang rata-rata harus mengajar 13 siswa. Rasio murid guru tk paling tinggi terjadi di desa tempurejo sebesar 23 diikuti desa sarirejo dengan rasio murid guru sebesar 18. Sedangkan yang paling rendah sebesar 7 terjadi di 2 desa yaitu desa bogorejo dan desa gandu. Rasio murid guru untuk tingkat sd hampir merata di setiap desa dengan kisaran 9 – 20. Hal ini menunjukkan ketersediaan guru sd masih mencukupi dalam proses belajar mengajar.

Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk kecamatan bogorejo, keberadaan sarana kesehatan yang mudah terjangkau dan biaya murah sangat diperhatikan pemerintah. Posyandu memiliki jumlah paling banyak meliputi 49 posyandu yang tersebar di seluruh desa. Posyandu merupakan sarana kesehatan yang terdekat bagi anak balita dan ibu hamil-menyusui. Pemerintah daerah juga mencanangkan program pelayanan kesehatan murah dan terjangkau bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin dari pustu dan puskesmas. Puskemas terletak di desa bogorejo, sedangkan pustu terletak di desa karang, gayam dan nglengkir.

Tenaga kesehatan yang berdomisili di kecamatan bogorejo terdiri dari mantri kesehatan, bidan dan dukun. Sedangkan tenaga dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis tidak ada yang berdomisili di kecamatan bogorejo. Pada tahun 2012 mantri kesehatan jumlahnya sebanyak 15 orang. bidan sebanyak 17 orang dan sebagian besar berdomisili hampir di setiap desa kecuali desa gembol. Sedangkan jumlah dukun ada sebanyak 12 orang. Jumlah layanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat kecamatan bogorejo pada tahun 2012 mencapai 14.363 buah, dengan pelayanan menggunakan jps mencapai 5.059 buah (28,39 persen). Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat miskin berobat ke puskesmas semakin tinggi.

Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian sekaligus sumber utama mata pencaharian masyarakat di kecamatan bogorejo. Ketersediaan air masih menjadi kendala utama sektor pertanian. Komoditi utama berupa padi dan jagung. pada tahun 2012, produksi padi mengalami kenaikan sekitar 44,51 persen dibandingkan tahun 2011. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh meningkatnya luas panen dan adanya musim hujan yang lebih panjang. Begitu juga dengan produksi palawija seluruhnya mengalami peningkatan karena luas lahannya juga mengalami peningkatan.

Komoditi jagung yang merupakan andalan petani mengalami peningkatan produksi, pada tahun 2012 tercatat sebesar 17.014 ton atau naik 14,42 persen. Pada tahun 2011 produksi ubi kayu sebanyak 1.250 ton meningkat menjadi 2.495 ton pada tahun 2012. hal ini disebabkan karena luas panennya mengalami peningkatan. Produktivitas tanaman padi dan palawija di kecamatan bogorejo masih perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan produksi. Pada tahun 2012, produktivitas ubi kayu (193.41 kw/ha) menduduki peringkat teratas dibandingkan tanaman padi (52,11 kw/ha) dan palawija lainnya. Sedangkan tanaman kacang tanah tidak ditanam di kecamatan bogorejo.

Mayoritas penduduk kecamatan bogorejo memelihara ternak sapi dengan tujuan untuk menambah penghasilan atau sebagai tabungan yang dapat digunakan saat ada keperluan yang membutuhkan biaya besar. Populasi ternak sapi potong di kecamatan bogorejo selama tujuh tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Mulai tahun 2003 terjadi peningkatan hingga tahun 2005. Kemudian terus menurun sampai tahun 2011 dan kembali meningkat di tahun 2012.

Potensi sapi potong yang sangat besar tersebut perlu kembangkan dengan stabilisasi harga jual dan pemberian bibit sapi unggul. Selain sapi potong, potensi ternak kambing/domba dan ayam kampung/pedaging juga cukup besar. Populasi kedua ternak tersebut selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan, walaupun bertambahnya tidak banyak. Keadaan lahan yang berbukit-bukit, banyak tegalan, hutan rakyat dan sawah tadah hujan dapat menghasilkan rumput dan pakan ternak lain yang melimpah saat musim hujan.

Perdagangan domestik kecamatan bogorejo pada tahun 2012 mengalami stagnasi/tidak berubah dibanding tahun 2011. Hal ini ditunjukkan dengan tidak bertambahnya jumlah pasar tradisional yang berupa pasar desa, dengan jumlah pasar desa sebanyak 4 buah. Pasar desa tersebut terdapat di desa karang, bogorejo, gayam dan sendangrejo. Jumlah perusahaan berbadan hukum di kecamatan bogorejo relatif sedikit dibanding kecamatan yang lain di kabupaten blora. Koperasi merupakan salah satu urat nadi perekonomian nasional yang mendapatkan pembinaan secara serius dari dinas perindagkop dan ukm menunjukkan kinerja yang cukup baik. Jumlah koperasi di kecamatan bogorejo pada tahun 2012 sebanyak 28 buah, 27 berbentuk non kud dan sisanya satu buah berbentuk kud.

Keberhasilan upaya pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan dukungan infrastuktur jalan yang memadai. Infrastuktur jalan merupakan sarana vital untuk yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lain. Semakin baik mutu jalan akan semakin cepat, mudah dan murah biaya angkutan barang/jasa dari dan ke suatu daerah. Siklus kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat sehingga perekonomian dapat berkembang pesat. Salah satu kendala yang dihadapi kecamatan bogorejo adalah terbatasnya akses jalan yang menghubungkan desa-desa di wilayah kecamatan bogorejo.

Panjang jalan di kecamatan bogorejo selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan hanya sepanjang 25,2 km. kondisi jalan yang rusak , rusak berat dan rusak ringan mencapai 23,4 km. Dengan kata lain, hanya 7,14 persen saja jalan di kecamatan bogorejo berada dalam kondisi baik. Kondisi tanah yang labil dan berkapur dianggap sebagai penyebab utama cepat rusaknya kondisi jalan.

Keadaan geografis kecamatan bogorejo yang berbukit dan memiliki sungai/ngarai, memerlukan jembatan sebagai salah satu alat penghubung dalam masyarakat. Jumlah jembatan yang terdapat di kecamatan bogorejo sebanyak 15 buah dengan kondisi rusak dan rusak ringan sebanyak 14 buah. Kondisi jembatan yang demikian perlu segera diperbaiki agar kerusakannya tidak semakin parah.

Perekonomian kecamatan bogorejo masih bercorak tradisional, dominasi sektor pertanian menjadi ciri khas kecamatan bogorejo. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 61,13 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa masing-masing memiliki kontribusi sebesar 13.32 persen, 7,27 persen dan 5,74 persen. Sedangkan kontribusi yang paling kecil diberikan oleh sektor pertambangandan penggalian hanya sebesar 0,19 persen.

Dibandingkan dengan kecamatan sekitarnya, pdrb kecamatan bogorejo memiliki nilai yang paling kecil baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. Kontribusi pdrb kecamatan bogorejo adh berlaku hanya 1,99 persen terhadap total pdrb kabupaten blora. Kontribusi pdrb kecamatan bogorejo menempati peringkat 16 dari 16 kecamatan atau peringkat paling bawah. besaran pdrb kecamatan bogorejo sedikit dibawah pdrb kecamatan sambong. Hal ini menunjukkan potensi kecamatan bogorejo belum terkelola dengan maksimal dan optimal, perlu pengembangan sektor-sektor yang terkait dengan sektor pertanian seperti pengembangan agroindustri, perdagangan dan jasa-jasa.

Kecamatan bogorejo dengan jumlah penduduk sebesar 23.653 jiwa memiliki pdrb perkapita sebesar 3,57 juta rupiah, artinya rata-rata output penduduk kecamatan bogorejo selama setahun sebesar 3,57 juta rupiah atau 350 ribu rupiah perbulan. Angka ini jauh lebih rendah dibanding pdrb perkapita kecamatan blora yang tercatat sebesar 9,50 juta rupiah. Sehingga perlu adanya reformasi di segala bidang termasuk budaya kerja agar produktivitas penduduk kecamatan bogorejo lebih meningkat.

Popular Posts

Labels

close