Untuk Anda Kami Ada

Goa Sentono Di Tepian Bengawan Solo

Kondisi alam Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan Blora yang terdiri dari perbukitan kapur (karst) ternyata memiliki tempat wisata bersejarah yakni Goa Sentono. Meskipun lokasinya jauh dari pusat Kabupaten Blora, namun keberadaan goa alam ini sudah tidak asing di mata masyarakat, terlebih letaknya yang berada di lembah Sungai Bengawan Solo.

Daripada dari Kota Blora, lokasi Goa Sentono lebih dekat jika ditempuh dari Kecamatan Cepu atau Randublatung. Butuh waktu sekitar satu jam dari Kota Blora untuk sampai ke lokasi goa ini. Sepanjang perjalanan akan banyak melihat landscape pemandangan sawah, hutan dan pegunungan yang membuat mata segar. Meskipun di tepian Bengawan Solo, lokasi Goa Sentono berada di perbukitan sehingga pemandangannya cukup bagus untuk menikmati indahnya Bengawan Solo dikala matahari terbenam.

Akses ke lokasi goa ini bisa ditempuh dengan mobil ataupun motor. Sesampainya di Desa Mendenrejo, wisatawan bisa mengambil jalan arah Desa Medalem namun sesampainya di pertigaan Sentono bisa belok ke kanan menuju lokasi Dukuh Sentono Desa Mendenrejo.

Di kawasan Goa Sentono tersebut terdapat sebuah pendopo atau rumah sederhana yang biasa digunakan warga sebagai lokasi acara sedekah bumi setiap tahunnya dengan hiburan seni tayub.

Untuk menuju mulut Goa Sentono, dari pendopo tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 100 meter. “Goa Sentono persis ada di tebing sebelah Sungai Bengawan Solo. Harus hati-hati berjalan menuruni tebing tepi sungai,” kata Andy.

Goa Sentono berada di pegunungan kapur. Mulut goa tidak jauh dari tebing Sungai Bengawan Solo dengan lebar sekitar 3 meter, ketinggian sekitar 2,5 meter dan kedalaman hingga sekitar 10 meter. Jika dilihat ke dalam bentuknya semakin mengerucut. Sehingga semakin ke dalam pengunjung harus membungkuk.

Warga sekitar percaya jika diteliti dan digali lebih dalam maka goa ini bisa tembus hingga ke pegunungan kapur yang berada di Kabupaten Tuban. Bagian dalam goa terlihat gelap karena minimnya penerangan.

Sebelum memasuki kawasan goa, pengunjung merasa seperti berada di lembah. Sepanjang mata memandang terdapat hamparan Sungai Bengawan Solo dari ketinggian tertentu. Hawa sejuk menyapa dikala angin berhembus. Tentu pemandangan alam disebelah sungai terpanjang di Pulau Jawa ini menjadi suatu suguhan wisata yang mengguratkan keindahan.

Dari lembah tersebut berjalan menurun di bebatuan 150 meter pengunjung harus berhati-hati karena jalan bebatuan cukup curam. Dari atas hanya tampak batu besar. Namun setelah sampai di bawah barulah kelihatan Goa Sentono.

Lokasi ini memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Sayangnya sampai saat ini masih minim perhatian dari pemerintah setempat untuk mengembangkan goa yang ada di Desa Mendenrejo ini.

Sampai saat ini pemerintah daerah hanya memberi papan nama Kawasan Situs Goa Sentono di atas bukit, tidak ada upaya pengelolaan wisata lebih serius dari dinas terkait. Sebagian kawasan ini masih berstatus milik warga, sedangkan sebagian lainnya merupakan lahan milik desa.

Setiap hari minggu atau akhir pekan, banyak pengunjung dari kecamatan lain menikmati keindahan alam Goa Sentono. Banyak para muda mudi yang memadu kasih dikala sore sambil melihat keindahan sunset diatas Bengawan Solo dari Goa Sentono.

Perpaduan pegunungan, goa dan sungai ini justru menjadi daya tarik para penghobi fotografi. Sering para fotografer datang ke Goa Sentono. Cukup banyak angle saat memotret di lokasi ini. Kebanyakan yang kesini para remaja.

Bagi masyarakat setempat, Goa Sentono juga sarat nilai sejarah. Banyak versi yang menjelaskan bahwa goa ini ada kaitannya dengan sejarah Desa Mendenrejo, namun dengan versi yang berbeda-beda dari cerita rakyat setempat.

Revitalisasi Pasar Tradisional Jepon Tahap 2

Pembongkaran Kios dan Toko di Pasar Jepon

Revitalisasi Pasar Tradisional Jepon Tahap 2 telah mulai dilakukan pada awal bulan september 2015 dengan membongkar sederetan kios bagian barat dan utara Pasar. Terlihat kios- kios yang berada di sebelah barat Pasar telah rata dengan tanah. Pembongkaran pun berjalan lancar karena sebelumnya sudah disosialisasikan kepada para pedagang.

Sementara para pedagang menempati lapak sederhana yang dibuat secara swadaya di sekitar pasar karena direlokasi. Agar revitalisasi tidak mengganggu aktifitas jual beli, dipasang pagar seng mengelilingi area pembangunan. Hal ini ditujukan agar debu proyek tidak sampai kemana-mana sehingga para pendagang dan pembeli tetap bisa melakukan transaksi ekonomi tanpa ada gangguan.

Maskur - Kepala Disperindagkop UMKM Kabupaten Blora, menjelaskan:

"Sejak dimulainya pembangunan Pasar Jepon tahap kedua ini, para pedagang telah direlokasi ke lapak sementara yang ada di sekitar pasar".

Dari data yang diperoleh, ada sekitar 200 yang kena relokasi sementara sampai pembangunan selesai. Pembangunan ditarget akan selesai pada akhir tahun nanti. Untuk sementara sambil menunggu pembangunan pasar tahap kedua ini selesai, pedagang ditempatkan di lapak-lapak yang ada di Jl.Damaran serta di lapangan belakang pasar.

Revitalisasi Pasar Tradisional Jepon Tahap 2 ini dilakukan oleh kontraktor pemenang tender dibawah pengawasan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Blora. Dengan dibiayai anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 6,4 miliar yang bersumber dari APBN Perubahan 2015.

Kedung Biru

Berenang di Kedung Biru - Todanan, Blora

Kedung biru belum lama dikenal oleh masyarakat, bahkan warga blora pun baru kali ini mengetahuinya. Masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan kedung kelir, namun oleh netizen menyebutnya dengan nama yang lebih familiar yaitu Banyu Biru. Sudah banyak gambar- gambar yang menyebar melalui media sosial, foto- foto narsis para netizen yang sudah berkunjung ke kedung biru atau banyu biru.

Perjalanan dari Blora kota menuju ke arah barat menyusuri sepanjang jalan Blora - Purwodadi, setelah sampai dipertigaan Pasar Ngawen, kemudian belok ke kanan melintasi jalan menuju ke Japah, Padaan, Ngapus, hingga akhirnya tiba di Todanan. Akses jalan desa yang sudah bagus memudahkan untuk segera mencapai lokasi. Kawasan kedung biru atau banyu biru berada di sebelah persemaian bibit jati milik BKPH Kalonan KPH blora yang berjarak sekitar 150 meter.

Setelah membayar retribusi parkir kendaraan di area persemaian BKPH Kalonan, perjalanan menuju lokasi dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Cukup dekat, tak berapa lama akan terdengar gemericik air sungai. Sungai yang lebarnya kurang lebih 5 meter dengan bebatuan khas sungai menjadikan suasana tampak asri. Gemericik air itu ternyata bersumber dari aliran air sungai yang jatuh setinggi 1 meter ke bawah ke kedung biru.

Meski kondisi saat ini sedang kemarau, kedung biru tak pernah kering airnya. Kedung biru adalah bagian dari aliran sungai yang memiliki kedalaman sekitar tiga meter. Dibandingkan dengan bagian aliran sungai yang lain, kedung biru dapat digunakan sebagai area untuk berenang. Terlebih ada beberapa bagian kedung biru yang memiliki permukaan lebih tinggi, hingga memungkinkan untuk melakukan lompatan dari atas.

Kedung biru merupakan destinasi baru yang membutuhkan perhatian lebih serius jika ingin dikembangkan menjadi tempat wisata alam di blora. Aspek keamanan bagi para pengunjung yang ingin berenang di kedung biru harus menjadi perhatian yang cukup serius. Meskipun sudah ada larangan untuk berenang di lokasi kedung yang cukup dalam ini, akan lebih baik jika ada petugas yang mengawasi.

Sumber Mata Air Perbukitan Kendeng Utara Mulai Berkurang, Air Waduk Bentolo Tercemar

Waduk Bentolo

Sumber air alami di blora sebenarnya cukup banyak dan kalau dikelola dengan baik akan bisa mengurangi masalah kekurangan air bersih saat musim kemarau tiba. Mata air yang ada tersebut paling banyak berada di desa-desa di sekitar lereng perbukitan kendeng utara.

Di desa-desa itu banyak sumber mata air yang selama ini menjadi andalan masyarakat sekitarnya akan kebutuhan air bersih. Beberapa diantaranya ada yang sudah di manfaatkan dengan membuat bak-bak penampungan agar masyarakat bisa mudah mengambilnya. Beberapa lainnya masih dibiarkan dan hanya dibuat kolam-kolam.

Dari pantuan langsung, sumber air itu bisa ditemukan mulai dari Desa Waru, Soko Kecamatan Jepon, kemudian Desa Jurangjero, Nglengker, Tempurejo dan desa-desa yang masuk kecamatan Bogorejo di lereng perbukitan kendeng utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang dan Tuban.

Sumber Mata Air Perbukitan Kendeng Utara Mulai Berkurang debit airnya memasuki musim kemarau saat ini, meskipun demikian air yang ada masih mencukupi kebutuhan warga sekitar sumber air tersebut.

Mbah Ramijan - warga Desa Soko, Kecamatan Jepon Blora, mengatakan :

"Sumber air yang ada didesa kami cukup banyak, selama ini dialirkan ke masing-masing rumah dengan cara memasang selang di kolam sumber mata air. Ada beberapa sumber air yang belum dialirkan karena tidak memiliki biaya".

"Selama ini sumber mata air yang ada, mampu mencukupi kebutuhan air warga desa. Namun saat kemarau seperti saat ini memang berkurang debit airnya".

Berbeda dengan kondisi yang ada di Waduk Bentolo di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, air waduknya tercemar dan tak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku. Padahal, Waduk bentolo merupakan satu- satunya harapan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di kecamatan Todanan, Ngawen dan Kunduran, yang disalurkan melalui instalasi perusahaan air minum daerah, selain untuk memenuhi pengairan lahan pertanian.

Wahyu Agustini - Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora, membenarkan:

"Memang adanya pencemaran air di Waduk Bentolo, dari hasil uji laboratorium menunjukkan kandungan logam berat dalam air tersebut, namun kelihatanya bukan dari pabrik gula karena logam berat tak ada di limbah pabrik gula".

"Meski demikian perlu penelitian panjang untuk mengkaji pencemaran air waduk, dimungkinkan ada faktor lain yang perlu dikaji lebih lanjut".



Menurut warga, Air Waduk Bentolo Tercemar berulang kali. Pantauan di lokasi, terlihat warna air waduk berubah agak ungu dengan bau menyengat. Kondisi ini mengakibatkan ikan- ikan tak mampu bertahan hidup dan banyak yang mati. Untuk sementara, PDAM Kabupaten Blora menghentikan pendistribusiannya. Saat ini air waduk hanya bisa digunakan untuk memenuhi pengairan areal pertanian di sekitar lokasi. Sedangkan kebutuhan air baku diambil dari sendang Putri dengan biaya tambahan dan mengantri dengan PDAM.

Kecamatan Japah


Japah adalah sebuah kecamatan yang terletak di sebelah barat Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak pada 111°016 - 111°338 Bujur Timur dan di antara 06°528’ - 07°248’ Lintang Selatan.

Wilayah Kecamatan Japah bagian selatan terdiri dataran rendah dan tanahnya subur, jalan datar beraspal baik, sementara wilayah bagian timur merupakan kawasan hutan jati milik Perhutani yang terdapat dataran tinggi dan tanahnya subur, jalan beraspal rusak. Wiayah bagian barat terdapat kawasan hutan jati milik Perhutani yang terdapat dataran tinggi, tanahnya subur, jalan beraspal baik, sementara wilayah bagian Utara terdapat kawasan hutan jati yang luas milik perhutani dataran tinggi, tanah berbatu, dan jalan beraspal rusak.

Desa/kelurahan

1. Beganjing
2. Bogem
3. Bogorejo
4. Dologan
5. Gaplokan
6. Harjowinangun
7. Japah
8. Kalinanas
9. Krocok
10. Ngapus
11. Ngiyono
12. Ngrambitan
13. Padaan
14. Pengkolrejo
15. Sumberejo
16. Tengger
17. Tlogowungu
18. Wotbakah

Separuh dari wilayah Kecamatan Japah merupakan kawasan hutan, terutama di bagian utara, timur, dan barat dan dataran rendah di bagian selatan umumnya merupakan areal persawahan yang subur. Sebagian besar wilayah Kecamatan Japah merupakan daerah krisis air (baik untuk air minum maupun untuk irigasi) pada musim kemarau. Sementara pada musim penghujan, rawan banjir longsor di sejumlah kawasan.

Wilayah Kecamatan Japah beriklim Tropis dan suhu udara rata–rata 32º C. Pada musim kemarau, yakni antara bulan April hingga Oktober suhu udara rata–rata 34 ºC dan 38 ºC, sementara pada musim penghujan, yakni antara bulan Oktober hingga April suhu udara rata – rata 32 ºC dan 34 ºC. Keadaan angin pada musim penghujan sangat kencang dari arah barat daya dan Utara.

Daerah Kecamatan Japah pada musim hujan sering terjadi banjir, karena tidak adanya selokan yang memadai sehingga mengakibatkan banyaknya genangan air yang akan mengakibatkan jalan beraspal menjadi rusak, juga banyak terjadi tanah longsor. Pada musim kemarau Kecamatan Japah sering terjadi kekeringan,sulit untuk mendapatkan air dan disisi lain sering terjadi kebakaran. Daerah Kecamatan Japah merupakan daerah lahan kritis dan tandus, sehingga pendapatan perkapita rendah, juga tergolong ekonomi rendah, sehingga Kecamatan Japah dapat disebut daerah staguna (daerah mandek).

Ruas Jalan Provinsi Cepu-Randublatung-Sulursari Hingga Wirosari Belum Sepenuhnya Diperbaiki


Sejumlah pemudik yang melintasi jalan jalur selatan blora mengeluhkan buruknya jalan propinsi Wirosari-Randublatung-Cepu, khususnya di ruas Cepu-Randublatung dan Randublatung-Sulursari. Sebab kondisi jalan banyak yang bergelombang dan juga berlubang, sehingga mereka harus hati-hati.

Murjiyo - pemudik dari Jakarta, mengatakan :

"Saya kira jalannya sudah bagus sebab banyak yang di cor, tapi mulai dari Randublatung sampai mau masuk ke Cepu ternyata jalannya banyak yang rusak".

Pantuan di lapangan, minggu (19/7) di ruang jalan Cepu-Wirosari, pemudik motor dan mobil banyak yang melintas jalur ini sehingga suasana lalu lintas cukup padat. Tak ayal di jalan lintas selatan Blora, mulai Cepu -Kedungtuban-Randublatung-Doplang sampai Wirosari cukup ramai dilalui kendaraan.

Banyaknya jalan yang belubang dalam dan lebar, membuat pengguna jalan harus berjalan pelan agar tidak terperosok. Kerusakan terparah selepas dari jalan beton di depan SD Ngraho Kecamatan Kedungtuban hingga masuk Desa Kediren Kecamatan Randublatung.

Nampaknya Balai Pelaksana Teknis (BPT) Bina Marga Jawa Tengah wilayah Purwodadi tidak mau menanggung resiko besar pasca mendapatkan teguran keras. Hal itu dibuktikan dengan respon cepat, yakni segera memperbaiki kerusakan jalan yang berada di depan Perhutani KPH Randublatung.

Kasiran - salah satu warga Randublatung, mengungkapkan :

"Alhamdulillah setelah ditinjau Pak Gubernur, kini kerusakan jalan yang sudah terjadi bertahun-tahun kini mulai diperbaiki. Sebelumnya kerusakan di ruas depan Perhutani KPH Randublatung hanya ditangani dengan urukan batu gerosok sehingga saat kemarau banyak menimbulkan debu, sedangkan saat musim hujan mirip kubangan lumpur".

Hingga hari Minggu kemarin, kerusakan jalan provinsi tepat di timur pertigaan Wulung Kecamatan Randublatung Blora ini memang terus diperbaiki Bina Marga Jateng. Minggu sore beberapa pekerja masih sibuk memadatkan jalan dan melakukan pengaspalan dengan aspal hotmix.

Untuk diketahui, penanganan kerusakan jalan provinsi di Randublatung tepat di depan Perhutani ini hanya bersifat perbaikan darurat untuk memperlancar arus mudik dan balik lebaran 2015. Untuk perbaikan permanen, nanti dilakukan pembetonan dengan anggaran dana yang akan diusulkan dari APBD Perubahan Jateng 2015.

Ganjar Pranowo - Gubernur Jawa Tengah, menyatakan :

"Secepatnya diperbaiki agar arus mudik dan balik lebaran lancar dan nyaman. Untuk kedepan, di ruas jalan ini akan dilakukan perbaikan dengan sistem rigid beton. Bina Marga nanti akan mendata kebutuhan anggarannya agar diusulkan ke Bappeda dan mendapat alokasi anggaran dari APBD Jateng Perubahan 2015 yang akan dilakukan September hingga Oktober mendatang".

Sebelumnya, Bina Marga Jateng mengakui kalau Ruas Jalan Provinsi Cepu-Randublatung-Sulursari Hingga Wirosari Belum Sepenuhnya Diperbaiki. Bina Marga Jateng masih terus melakukan perbaikan di sejumlah titik kerusakan secara bertahap. Namun pada musim mudik ini dihentikan terlebih dahulu, agar tidak mengganggu arus mudik dan balik.

Tony Q Rastafara Memeriahkan Gebyar Syawalan Goa Terawang 2015


Acara Gebyar Syawalan Wana Wisata Goa Terawang Todanan tahun ini terasa sangat lain. Acara rutin tahunan yang biasanya dimeriahkan dengan alunan musik dangdut, kini dari panitia acara yang merupakan gabungan karang taruna desa se Kecamatan Todanan, menghadirkan Tony Q Rastafara.

Sengaja mengundang Tony Q Rastafara Memeriahkan Gebyar Syawalan Goa Terawang 2015, karena melihat animo masyarakat akhir-akhir ini banyak yang menyukai aliran musik reggae di Kabupaten Blora.

Soni - salah satu anggota panitia, mengatakan :

"Banyaknya penggemar reggae di Blora membuat kami terinspirasi untuk menggelar pentas musik reggae. Namun tetap tidak meninggalkan tradisi musik dangdut yang sudah bertahun-tahun berjalan. Acara gebyar syawalan pada hari pertama Sabtu (18/7) ditampilkan musik dangdut. Sedangkan pada hari kedua Minggu (19/7/2015) baru menampilkan reggae".

Bertempat di pelataran hutan jati komplek Goa Terawang Desa Kedungwungu Kecamatan Todanan Blora, Minggu (19/7) kemarin, ribuan pecinta musik reggae berkumpul, ikut bergabung dan bergoyang bersama dengan artis idola. Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut, lebih dahulu menampilkan beberapa band reggae lokal.

Penggemar musik reggae memadati kawasan hutan jati Goa Terawang Todanan untuk menyaksikan konser Tony Q Rastafara. Beberapa lagu andalan seperti Dont Worry, Manteman, Witing Tresno, Lidah Kampung, Pesta Pantai dan lainnya dilantunkan.

Dibawah naungan pohon jati berusia puluhan tahun, para penonton nampak terbius dengan bergoyang bersama secara tertib. Tidak ada satu pun insiden perkelahian selama konser musik berlangsung.

Popular Posts

close