Untuk Anda Kami Ada

Pedoman Hidup dan Implementasi Ajaran Samin


Suku atau masyarakat Samin diajarkan untuk selalu berperilaku mulia dan hidup sederhana. Beberapa pikiran orang Samin diantaranya; menguasai adanya kekuasaan tertinggi (sang Hyang Adi budha), ramah dan belas kasih terhadap sesama mahluk, tidak terikat kepada barang-barang dunia-kegembiraan-dan kekayaan, serta memelihara keseimbangan batin.

Pedoman hidup ajaran samin berasal dari Kitab Jamus Kalimasada yang terdiri dari 5 bagian.

(1) Serat punjer kawitan
ialah sebuah ajaran tentang silsilah raja-raja Jawa, adipati-adipati Jawa Timur, dan penduduk Jawa. Dalam kitab ini mengajarkan bahwa orang Jawa adalah keturunan Adam dan Pandawa, yang berhak mewarisi pulau Jawa. Sehingga dapat dikatakan bahwa ajaran ini secara simbolik merupakan sebuah ajaran kepada pribumi untuk mencintai tanah airnya.

(2) Serat pikukuh kasejaten
Sebuah ajaran tentang tata cara dan hukum perkawinan masyarakat Samin. Membangun keluarga merupakan sarana kelahiran budhi yang menghasilkan atmajatama (anak yang utama). Rumah tangga berlandaskan kukuh demen aji (kokoh memegang janji).

(3) Serat Uri-uri Pambudi
Ajaran tentang perilaku seperti
a. Angger pratikel (hukum tingkah laku)
b. Angger pangucap (hukum berbicara)
c. Angger-angger lakonono (hukum yang harus dijalankan)

(4) Serat Jati Sawit
Ajaran tentang kemuliaan hidup sesudah mati seperti: Becik ketitik, olo ketoro, sopo goroh bakal gronoh, sopo salah seleh (yang baik dan yang jelek akan kelihatan, siapa yang berdusta akan nista, siapa yang bersalah akan kalah).

(5) Serat Lampahing Urip
Berisi tentang primbon seperti: Kelahiran, Perjodohan, Hari baik untuk setiap kegiatan

Ajaran Saminisme yang terwariskan hingga kini sebenarnya mencuatkan nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, dan kerja keras.

Sedangkan implementasi ajaran Samin ada 6, yaitu:

1. Tidak bersekolah
2. Tidak memakai peci, tetapi memakai iket yaitu semacam kain yang diikatkan di kepala mirip orang Jawa zaman dahulu.
3. Tidak berpoligami
4. Tidak memakai celana panjang, dan hanya pakai celana selutut
5. Tidak berdagang
6. Penolakan terhadap kapitalisme.

Pada saat itu, Samin Surosentiko dengan jelas mencita-citakan ingin membangun negara asli pribumi, yang bebas dari campur tangan orang asing. Ajaran politik yang dikenakan pada suku Samin yaitu cinta dan setia kepada amanat leluhur, kearifan tua, cinta dan hormat akan pemerintahan yang dianggap sebagai orang tua dan sesepuh rohani, hormat dan setia pada dunia intelektual.

Namun dalam konteks kekinian, keinginan mewujudkan cita-cita luhur itu harus tertunda karena dalam diri masyarakat samin sendiri belum ada seseorang yang memiliki visi kuat untuk memperjuangkan kembali tujuan yang mulia itu.

Popular Posts

close