Untuk Anda Kami Ada

Jelang PAM TPS Pilkada 2020, Seluruh Anggota Polsek Jiken Dilakukan Swab Test


Jelang pengamanan tahap pemungutan suara Pilkada 2020 kabupaten Blora. Seluruh anggota Polsek Jiken Polres Blora Polda Jawa Tengah di Swab Test oleh Puskesmas Jiken, Selasa, (24/11/2020).

Adapun sebanyak 21 anggota di Swab Test dengan dibagi dua gelombang, yaitu gelombang pertama hari ini 10 anggota dan selanjutnya gelombang kedua 11 anggota yang akan dilakukan pada hari kamis lusa.

Kapolsek Jiken Iptu Nur Dwi Edi,SH,MH mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah salah satu instruksi Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan,SIK,M.Hum sekaligus menjadi salah satu ketentuan KPU bahwa setiap petugas keamanan yang berjaga di TPS harus negatif Covid-19 yang dinyatakan dengan hasil Swab Test.

"Petugas PAM TPS harus betul betul sehat dan negatif Covid-19, untuk itulah seluruh anggota akan kita Swab Test", ucap Kapolsek Jiken.

Lebih lanjut mantan Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Blora ini membeberkan bahwa selain petugas keamanan, seluruh stake holder pelaksana Pilkada yang akan bertugas Di TPS wajib Swab Test. Dengan tujuan utama untuk menghindari kluster baru Covid-19 dalam Pilkada 2020.

"Jangan sampai Pilkada 2020 menimbulkan kluster baru Covid-19. Untuk itu baik petugas maupun lokasi TPS harus steril", tegas Iptu Nur Dwi Edi. Adapun pelaksanaan Swab Test dipimpin oleh Dokter Puskesmas Jiken Dr. Ririh Rahadian beserta tim medis Puskesmas.

Untuk diketahui pelaksanaan Swab Test anggota Polres Blora dilakukan atas kerja sama Polres Blora dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Dan untuk menghindari kerumunan, maka teknis pelaksanaan Swab Test digelar di wilayah Polsek masing masing dengan bekerja sama dengan Puskesmas setempat.

Selain memperhatikan kondisi fisik dan kesehatan anggota, petugas yang akan mengamankan tahapan pemungutan suara Pilkada 2020 juga akan dibekali dengan masker dan handsanitizer untuk mencegah Covid-19.

Tak lupa Kapolsek mengingatkan anggotanya agar selama dalam pelaksanaan tugas selalu memperhatikan protokol kesehatan, dan bisa mengajak warga untuk minimal menerapkan 4 M. Yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

"Intinya kita ingin menjaga Pilkada 2020 agar tetap aman, selain aman dari gangguan kamtibmas juga aman dan bebas dari Covid-19. Untuk itu semua penyelenggara diwajibkan Swab Test, termasuk juga anggota Polri", pungkas Iptu Nur Dwi Edi.

sumber info : polsek_jiken

Jelang Pengamanan Pemungutan Suara, 25 Anggota Polsek Japah Dilakukan Swab Test


Setidaknya 25 anggota Polsek Japah Polres Blora Polda Jawa Tengah melakukan Swab Test yang digelar oleh Puskesmas Japah, Senin, (23/11/2020) di Puskesmas Japah.

Kegiatan tersebut adalah untuk antisipasi kluster baru Covid-19 dalam Pilkada 2020. Dimana sesuai dengan peraturan KPU, petugas Kepolisian yang dilibatkan dalam pengamanan harus melaksanakan Swab Test dan dinyatakan negatif Covid-19.

Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan,SIK,M.Hum melalui Kapolsek Japah AKP Yulianto, S.H. mengungkapkan bahwa Swab Test akan dilakukan kepada seluruh anggota Polres Blora yang dilibatkan dalam pengamanan Pilkada 2020 terutama saat tahapan pemungutan suara.

"Hari ini 25 anggota telah di Swab Test, dan untuk hasilnya akan dikeluarkan setidaknya 3 hari kedepan oleh Puskesmas Japah," ucap AKP Yulianto.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Puskesmas Japah dr. Retna Wuwuh Nugraheni serta tim medisnya.

Adapun pelaksanaan Swab Test anggota Polres Blora dilakukan atas kerja sama Polres Blora dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Dan untuk menghindari kerumunan, maka teknis pelaksanaan Swab Test digelar di wilayah Polsek masing masing dengan bekerja sama dengan Puskesmas setempat.

"Intinya kita ingin menjaga Pilkada 2020 agar tetap aman, selain aman dari gangguan kamtibmas juga aman dan bebas dari Covid-19. Untuk itu semua penyelenggara diwajibkan Swab Test, termasuk juga anggota Polri", tandas AKP Yulianto.

Perwira Polri yang juga pembina SSB Bhayangkara FC Polres Blora ini menambahkan, bahwa dirinya telah berpesan khusus kepada anggota agar tak bosan dalam mengajak warga membiasakan disiplin protokol kesehatan, untuk antisipasi Covid-19. Terutama saat pelaksanaan Pilkada.

"Tak bosan kita imbau anggota, agar selalu mengingatkan disiplin protokol kesehatan. Salah satunya adalah dengan membiasakan 4 M. Yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker serta menghindari kerumuman", pungkas Kapolsek Japah.

sumber info dari : polsek_japah

33 Anggota Polsek Kunduran Di Swab Test Jelang Pemungutan Suara Pilkada Blora 2020


Setidaknya 33 anggota Polsek Kunduran Polres Blora Polda Jawa Tengah melakukan Swab Test yang digelar oleh Puskesmas Kunduran, Senin, (23/11/2020). Kegiatan tersebut adalah untuk antisipasi kluster baru Covid-19 dalam Pilkada 2020.

Dimana sesuai dengan peraturan KPU, petugas Kepolisian yang dilibatkan dalam pengamanan harus melaksanakan Swab Test dan dinyatakan negatif Covid-19.

Kapolres Blora AKBP Ferry Irawan,SIK,M.Hum melalui Kapolsek Kunduran Iptu Lilik Eko Sukaryono,SH mengungkapkan bahwa Swab Test akan dilakukan kepada seluruh anggota Polres Blora yang dilibatkan dalam pengamanan Pilkada 2020 terutama saat tahapan pemungutan suara.

"Hari ini 33 anggota telah di Swab Test, dan untuk hasilnya akan dikeluarkan setidaknya 3 hari kedepan oleh Puskesmas Kunduran", ucap Iptu Lilik.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Puskesmas Kunduran Surachman, S.Kep., M.Kes serta tim medisnya.

Adapun pelaksanaan Swab Test anggota Polres Blora dilakukan atas kerja sama Polres Blora dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Dan untuk menghindari kerumunan, maka teknis pelaksanaan Swab Test digelar di wilayah Polsek masing masing dengan bekerja sama dengan Puskesmas setempat.

"Intinya kita ingin menjaga Pilkada 2020 agar tetap aman, selain aman dari gangguan kamtibmas juga aman dan bebas dari Covid-19. Untuk itu semua penyelenggara diwajibkan Swab Test, termasuk juga anggota Polri", tandas Iptu Lilik.

Perwira Polri yang juga pembina SSB Putra Bhayangkara Polres Blora ini menambahkan, bahwa dirinya telah berpesan khusus kepada anggota agar tak bosan dalam mengajak warga membiasakan disiplin protokol kesehatan, untuk antisipasi Covid-19. Terutama saat pelaksanaan Pilkada.

"Tak bosan kita imbau anggota, agar selalu mengingatkan disiplin protokol kesehatan. Salah satunya adalah dengan membiasakan 4 M. Yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker serta menghindari kerumuman", pungkas Kapolsek Kunduran.

sumber info dari : polsek_kunduran

Berbenah Wujudkan Kawasan Gunung Pontang Sebagai Destinasi Wisata Edukasi Budaya Wong Kalang


Kepala Desa Bleboh Leles Budiyanto mengatakan hingga saat ini telah melakukan pemberdayaan masyarakat setempat dengan melibatkan relawan budaya desa Bleboh untuk menata lokasi situs kubur batu Wong Kalang yang berada di kawasan Perhutani petak 23C RPH Bleboh BKPH Nanas, KPH Cepu.

"Orang sini lebih lazim menyebutnya Gunung Pontang, karena letaknya seperti gundukan gunungan, meskipun sebenarnya itu adalah bukit", kata Leles, di Bleboh, Kamis (29/10/2020).

Harapan Pemerintah Desa Bleboh, kata dia, lokasi itu menjadi obyek wisata yang bisa menopang pengembangan budaya setempat sehingga bisa mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) di desa Bleboh.

"Jadi ini rencana dari pemerintah desa mau dikembangkan obyek wisata budaya yang lebih tertata dan terkonsep, yang nantinya pengelolaan cagar budaya serta pengembangannya ini melalui BUMDes. Nanti pada tahun 2021, insyaallah, bisa kita anggarkan melalui dana desa", jelasnya.

Leles menyebut telah mengagendakan para relawan budaya setempat untuk membuat gazebo sebagai tempat istirahat di lokasi Gunung Pontang.

"Saya terimakasih kepada para relawan di Bleboh ini untuk pengembangan situs budaya", ucapnya.

Menurut Kades Bleboh, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Asper dan Mantri Perhutani BKPH setempat yang hasilnya disepakati bersedia membantu pengelolaan situs tersebut.

"Kemarin saya sudah koordinasi dengan Pak Asper maupun Mantri Perhutani BKPH Nanas, dan menyatakan kesanggupannya atau bersedia membantu pengelolaan situs budaya yang ada ini", kata Leles, Kades Bleboh.

Dari Pemkab Blora sendiri, tambah Leles, juga sudah mendukung dan sudah beberapa kali melakukan kunjungan ke lokasi.

"Hari Minggu (25/10/2020) kemarin dari Dinporabudpar Blora dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Pak Mantri saya undang, relawan juga saya undang. Disitu kita bahas hal-hal pengembangan, pembangunan dan pengelolaan yang ada di situs ini. Alhamdulillah semuanya mendukung", jelasnya.

Termasuk dukungan pembuatan gazebo difasilitasi oleh Asper dan Mantri Perhutani setempat.

"Untuk akses jalan, kita bertahap, karena untuk pengembangannya butuh penganggaran yang bisa kita anggarkan lewat dana desa dan mungkin bisa jadi bantuan dari pemerintah kabupaten untuk melestarikan cagar budaya ini", ungkapnya.

Selain itu, tambah Kades Bleboh, dalam pengelolaan dan pelestarian situs cagar budaya juga bisa menggandeng pihak ketiga.

"Dalam pelestarian situs cagar budaya juga bisa menggandeng pihak ketiga", tambahnya.

Kepala Dinporabudpar Blora Slamet Pamuji ketika dikonfirmasi terkait pemugaran makam Wong Kalang dipertahankan semaksimal mungkin karena merupakan cagar budaya.

"Kalau lingkungannya dimungkinkan bisa dipugar, tetapi kalau makam sendiri semaksimal mungkin dipertahankan sebagai cagar budaya", ucapnya.

Seperti diketahui sebanyak 15 makam kuno Wong Kalang ditemukan di kawasan hutan Desa Bleboh, Kecamatan Jiken, Blora. Temuan baru ini menambah daftar makam Wong Kalang yang ada di desa tersebut menjadi 23 makam. Jejak peradaban megalitikum itu harus dijaga dan dilindungi.

"Sebelumnya di Desa Bleboh sudah ada 8 makam yang ditemukan. Kemudian ditemukan baru, ada 15 makam. Jadi total ada 23 makam Wong Kalang di desa tersebut", terang Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Blora M. Solichan Mochtar mewakili Kepala Dinporabudpar Blora Slamet Pamuji.

Oleh karena itu jangan sampai dirusak karena ini menjadi aset budaya dan bisa dikembangkan jadi wisata edukasi sejarah. Dikatakan Solichan, peradaban Wong Kalang sudah ada sejak zaman sebelum masuknya Hindu-Budha. Wong Kalang ini merupakan sub suku di Jawa yang tinggal di kawasan hutan.

Mereka hidup di kawasan Bojonegoro, Blora, Pati, dan sekitarnya. Biasanya makam Wong Kalang ditandai dengan batu besar di atasnya. Di dalamnya biasa juga terdapat benda berharga saat hidup yang turut dikubur atau yang disebut bekal kubur.

Makam batu besar yang ditemukan itu, tidak sebagaimana lazimnya makam pada zaman sekarang, khususnya makam Islam dengan posisi kepala di utara dan menghadap kiblat. Melainkan dengan meletakkan kepala ke arah timur dan kaki ke arah barat.

Proses pemakaman seperti itu menganut Konsepsi Chtonis, yang berpendapat, timur merupakan arah matahari terbit sehingga bisa diartikan sebagai awal kehidupan.

Sedangkan barat merupakan arah tenggelamnya matahari, yang dimaknai dengan akhir dari kehidupan. Perjalanan menuju tempat ke lokasi itu tidak mudah dan perlu dipandu oleh warga setempat.

Dari pusat kota berjarak lebih kurang 27 kilometer, melewati simpang Desa Cabak di wilayah KPH Cepu. Kondisi jalan melewati tengah hutan jati itu banyak yang berlubang. Bahkan di antara lubang-lubang jalanan itu dipenuhi kubangan air.

Sekitar dua kilometer dari tempat kubur batu Wong Kalang, harus menempuh jalan kaki melewati jalan setapak. Kemudian melalui semak-semak penuh kerikil dan medan yang sangat berat. Bisa juga dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua, namun harus ekstra hati-hati.

Makam batu dengan lebar satu meter dan panjang 2,5 meter, dan beberapa di antaranya lebih kecil sedikit dari ukuran itu, banyak yang sudah tidak utuh.

Menurut penuturan Kamituwo Dusun Bendo Desa Bleboh, Ngatmiyanto, hal itu akibat diambil orang-orang yang tidak mengetahui kalau itu adalah peninggalan bersejarah.

"Orang sini mengenalnya sebagai tapaan. Tetapi setelah ada penelitian dari Balai Arkeologi yang menyatakan lokasi itu adalah makam wong Kalang, barulah saya menyampaikan kepada warga. Awalnya, warga tidak percaya, bahkan saya juga dikomplain tapi akhirnya bisa dipahami", kata dia.

Bahkan beberapa benda peninggalan Wong Kalang kerap ditemukan warga di sejumlah tempat, seperti sabit, golok, mata tombak dan pangot.

"Penemuan itu diserahkan kepada saya dan saya laporkan ke Dinporabudpar. Sebagian masih saya rawat untuk dibuatkan wrangka (wadah)", jelasnya.

sumber info dari : Dinkominfo Kab. Blora/Tim

Melihat Keunikan Watu Amben - Cikal Bakal Desa Waru


Desa Waru, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora memiliki potensi alam yang dikembangkan sebagai wisata edukasi dan hiburan berbasis kearifan lokal. Salah satunya adalah Watu Amben yang dipercaya sebagai lokasi cikal bakal (awal) adanya desa Waru.

Watu Amben adalah batu hitam berukuran besar dengan panjang lebih kurang 10 meter. Bentuk atasnya datar menyerupai amben (tempat istirahat) pada jaman dahulu. Terletak di tengah pemukiman warga, di bawah pohon beringin. Atau tepatnya, berada di depan basecamp menuju puncak gunung Mundri.

"Watu Amben ini sudah ada sejak lama. Dipercaya sebagai cikal bakal desa Waru. Dikenal sebagai tempatnya Mbah Tuan", kata Soleman, mantan Sekretaris Desa Waru, Selasa (29/9/2020).

Berdasarkan tradisi masyarakat, kata dia, setiap bulan Selo (Jawa) hari Jumat Wage, di lokasi Watu Amben diselenggarakan sedekah bucu. Yakni, kenduri bersama dengan tumpeng nasi bucu. Tujuannya memohon kepada Tuhan, agar diberi keselamatan dan kemudahan rejeki.

"Setiap bulan Selo (Jawa) hari Jumat Wage, di lokasi Watu Amben diselenggarakan sedekah bucu oleh warga masyarakat. Ini tradisi warga. Sedekah bucu ini berbeda dengan sedekah bumi. Kalau sedekah bumi dipusatkan di sendang Keputren", terangnya.

Konon, menurut Soleman, di lokasi Watu Amben juga kerap didatangi orang yang melakukan hajat setelah permintaan (secara ritual) terlaksana.

"Ada yang datang ke Watu Amben, melakukan doa, memohon kesembuhan karena sakit berkepanjangan. Mereka berucap, kalau sembuh dari sakit akan melaksanakan hajatan di Watu Amben. Itu terbukti dilakukan orang, jadi seperti nadar begitu", tambahnya.

Dahulu lokasi Watu Amben dikenal mistis karena kerap didengar suara binatang seperti ringkik kuda. Tidak sembarang orang berani masuk atau mendekat di lokasi tanpa didampingi perangkat desa atau orang yang dituakan. Hal itu selain di bawah pohon beringin dan rimbunnya pepohonan lainnya juga rawan dengan binatang liar seperti ular dan babi hutan.

"Dahulu memang ada pohon beringin besar, tapi ditebang karena sudah lapuk. Di tengah batang pohonnya berongga atau keropos. Bahkan sering saya pakai tempat sembunyi dan berteduh dengan teman waktu itu", kata Soleman.

Untuk menggantikan pohon yang terdahulu, ditanami pohon dengan jenis yang sama dan sekarang sudah tumbuh besar.

Dikatakannya, dahulu di Watu Amben, nampak ada seperti jejak telapak tangan dan kaki, karena tempat itu juga dipercaya sebagai lokasi pasujudan wali.

"Ditengarai memang ada jejak telapak, dipercaya itu telapak Wali. Tapi jejak telapak itu sepertinya sudah tidak kelihatan karena tergerus cuaca atau air hujan", jelasnya.

Seiring perkembangan jaman, pemerintah desa setempat terus berbenah untuk mewujudkan Watu Amben sebagai tempat yang aman dan nyaman dikunjungi wisatawan.

Lambat laun, kesan mistis itu pudar. Bahkan di lokasi sekitar Watu Amben telah dibangun jalan paving dengan alokasi anggaran dana desa tahun 2019.

Pada salah satu sisi Watu Amben, ditempel prasasti program pembangunan masyarakat desa kabupaten Blora yang ditandatangani oleh Kepala Desa Waru, Soyo.

Watu Amben pun menjadi tempat yang representative, tidak hanya untuk acara tradisi, tetapi juga kekinian untuk latar foto dokumentasi diri dan kajian arkeologi sehingga keberadaannya tetap terjaga.

"Watu Amben memang unik dan menjadi saksi sejarah yang menjadi pemantik untuk menggali cerita tutur dan menikmati pesona alam di desa Waru sehingga akan terus dikembangkan", kata Soyo, Kades Waru.

Menurut dia, karang taruna desa setempat didorong untuk mewujudkan dan mengelola potensi desa sebagai destinasi wisata dan pelestarian alam setempat.

"Watu Amben adalah salah satu ikon Desa Waru. Selain yang menjadi andalan adalah pesona puncak gunung Mundri. Mulai ramai dikunjungi wisatawan. Semua dikelola oleh pemuda dan karang taruna. Kita mendukung sepenuhnya,” terangnya.

Tidak hanya itu, akses jalan mulai dari Watu Amben menuju puncak gunung Mundri, segera dilakukan pembangunan.

"Sebenarnya sudah kita programkan, tetapi karena ada Covid-19, sehingga tertunda", ucapnya.

Bagi warga yang ingin datang ke lokasi Watu Amben atau mendaki puncak Mundri disarankan untuk mematuhui protokol kesehatan dan minta petunjuk dari pemandu yang siaga di basecamp.

"Jaga stamina, makan terlebih dahulu sebelum naik ke Mundri, biar kuat. Jangan lupa patuh protokol kesehatan Covid-19", tegasnya.

Dari data pengunjung sejak tiga bulan dibukanya Watu Amben hingga puncak Mundri, lebih kurang 30 pengunjung setiap hari.

Soyo menyadari, akses jalan desa dari Desa Soko (Sayuran) menuju lokasi tersebut memang cukup menguji nyali. Selain jalan batu, juga ada beberapa tikungan dan tanjakan yang memerlukan kewaspadaan bagi para pengendara sepeda motor atau mobil.

"Harus hati-hati dan waspada. Tapi itulah seni, pengalaman yang akan menjadi kenangan sepanjang masa", kata dia.

sumber info : Dinkominfo Kab. Blora

Peresmian Kampung Pelangi Desa Bangsri Dengan Pagelaran Wayang Kulit


Pemerintah Desa Bangsri,Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora menggelar pertunjukan wayang kulit dalam rangka peresmian (grand opening) destinasi wisata Kampung Pelangi, Rabu (9/9/2020) malam.

Pertunjukan wayang kulit menampilkan dalang Sigit Ariyanto dari Kabupaten Rembang bersama group kesenian Cakraningrat dengan cerita Bima Suci.

"Pertunjukan digelar dalam rangka peresmian Kampung Pelangi. Tentu saja kita menerapkan protokol kesehatan Covid-19", kata Kades Bangsri, Laga Kusuma.

Semua pengunjung yang datang untuk menonton wayang kulit, harus memakai masker dan dan cuci tangan dengan pengawasan ketat petugas (TNI-Polri dan Linmas) yang siaga di pintu masuk hingga di seputar arena panggung pertunjukan.

Selain itu, pengunjung diminta mengisi daftar hadir agar membantu dan memudahkan pemantauan.

Kades Bangsri Laga Kusuma menyebut telah menganggarkan program Kampung Pelangi ini dari dana desa yang sudah disetujui dan dimusdeskan oleh kelembagaan.

"Alhamdulillah untuk proses ini, yang dulunya, kebanyakan warga pada ragu karena rumahnya dicat warna-warni, namun dengan tim kreatif desa Bangsri yang didukung oleh seluruh pemuda desa Bangsri mulai dari marketing dan lainnya omzet Kampung Pelangi selama satu bulan sebanyak 52 ribu tiket masuk", ungkapnya.

Meskipun di masa pandemi Covid-19, kata dia, tetap mengutamakan dan menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi kalau ada pengunjung yang menyalahi aturan protokol kesehatan, tidak memperbolehkan masuk", kata dia.

Pada peresmian kampung pelangi ada ribuan penonton yang semuanya menggunakan masker.

"Kami sadari, memang yang belum adalah social distancing atau menjaga jarak", ucapnya.

Kepada Pemkab Blora, Laga Kusuma, meminta bantuan dan perhatian anggaran untuk keberlangsungan pebangunan Kampung Pelangi ke depan.

"Kampung Pelangi Desa Bangsri ini sudah terbukti sebagai desa percontohan. Dulunya desa sini adalah desa tertinggal, desa zona merah, desa termiskin. Tapi alhamdulillah dengan adanya program desa wisata sudah menjadi desa percontohan se kabupaten Blora", jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya memohon dari pemerintah kabupaten Blora untuk disupport secepatnya. Hal itu karena masih banyak inspirasi belum tertuangkan di desa wisata setempat yang dikelola oleh pemuda karang taruna yang dibawahi oleh BUMDes Bangsri Maju Mapan (5758).

"Dari pengelolaan BUMDes, omzet kami mencapai Rp70 juta per bulan. Sekali lagi kami mohon kepada Pemkab untuk memperhatikan desa wisata kami, sehingga untuk selamanya bisa berjalan dengan lancar", kata dia.

Program kelanjutan yang direncanakan dalam pengembangan desa wisata, kata Laga Kusuma, yaitu taman bunga selsia bersama spot-spot foto seluas kurang lebih dua hektar.

"Yang nanti kita tingkatkan internasional. Kami minta doa kepada warga masyarakat agar desa wisata ini bisa berkembang", harapnya.

Peresmian Kampung Pelangi Desa Bangsri ditandai pemukulan gong oleh Wakil Bupati Bora H. Arief Rohman, M.Si.

"Mas Laga ini luar biasa, kita harus bangga. Ternyata anak muda kalau diberi kesempatan bisa berprestasi", ucap wakil Bupati.

Kelasnya Kampung Pelangi ini, kata wakil Bupati Blora, tidak hanya lokal Blora tapi sudah nasional.

"Beberapa waktu yang lalu Pak Menteri tertarik untuk datang kesini. Ini membuktikan kalau kepala desa mempunyai inovasi, pasti menarik perhatian banyak pihak", kata Wakil Bupati Blora.

Menyangkut anggaran, menurt Arief Rohman, akan dicari bersama. Termasuk jalan menuju lokasi kampung Pelangi, tahun depan, insyaallah sudah dibangun.

"Supaya orang yang datang kesini jalannya bagus dan nyaman. Biar nanti Bangsri akan semakin ramai. Kita nanti gandeng BUMN melalui CSR untuk mendukung program yang Mas Laga sampaikan", tambahnya.

Mewakili Pemkab Blora dan Bupati Blora, Arief Rohman selaku Wakil Bupati Blora menyampaikan apresiasi kepada Kepala Desa Bangsri dan seluruh warga masyarakat desa Bangsri yang sudah membikin wisata hiburan.

"Di era masa pandemi ini, ada Kampung Pelangi ini menambah hiburan untuk warga masayarakat Blora. Jadi mendapat pahala juga. Malam hari ini sebagai syukuran, wayangan bersama Mas Sigit. Terimakasih Mas Sigit sudah berkenan menghibur warga Bangsri dan sekitarnya. Semoga tiap tahun bisa datang kesini", imbuhnya.

Pertunjukan wayang kulit ditandai dengan penyerahan tokoh wayang kulit dan replika sepeda motor oleh Wakil Bupati Blora dan Kades Bangsri Laga Kusuma kepada dalang Sigit Ariyanto.

Hadir pada grand opening Kampung Pelangi, Forkopimcam Jepon, Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar M. Solichan Mochtar, SH, AP, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinkominfo Blora Ignatius Ary Soesanto, S.Sos, M.Si serta undangan lainnya.

Sementara itu, layar lebar yang difasilitasi Dinkominfo Blora terpampang di salah satu halaman rumah warga. Melalui layar itu, warga bisa menonton tampilan dalang Sigit dan para pesinden yang begitu memikat hati.

sumber info dari : Dinkominfo Kab. Blora

UPTD Dinperinnaker Blora Selenggarakan Pelatihan Membatik Di Sukorejo


Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinnaker) Kabupaten Blora telah selesai menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keterampilan membatik bagi pencari kerja di desa Sukorejo Kecamatan Tunjungan.

Penutupan kegiatan dilaksanakan di pendopo kantor desa Sukorejo dengan dihadiri Camat Tunjungan Dwi Bambang Priyono, SE, Plt Kepala Dinperinnaker Blora Achmad Nurhidayat SH, M.Si, MM dan Kepala BLK Blora Dra. Amik Kristanti, Selasa (1/9/2020).

Pelatihan tersebut diselenggarakan untuk memberi kesempatan bagi warga setempat yang berminat dan ingin mengembangkan potensi batik dengan berbagai corak dan motif berbasis kearifan lokal.

Kepala BLK Blora Amik Kristanti mengemukakan pendidikan dan pelatihan diselenggarakan menggunakan alokasi ABPD 2020 Kabupaten Blora selama 25 hari dengan diikuti 16 peserta.

Pelatihan dilaksanakan selama 25 hari. Pesertanya warga desa Sukorejo sebanyak 16 orang yang benar-benar memiliki bakat dan minat membatik.

"Pelatihan batik di Sukorejo memang untuk menggali potensi berbasis kearifan lokal yang ada di daerah Tunjungan khususnya, harapannya agar wilayah Tunjungan memiliki corak, ciri khas tersendiri. Peserta pelatihan diberi keleluasaan menggali potensi diri untuk dituangkan ke dalam corak batik yang mereka bua", terangnya.

Menurut dia, pihaknya menggali potensi kearifan lokal terutama budaya seni dan hasil potensi wilayah kecamatan Tunjungan supaya masyarakat tahu khas kecamatan Tunjungan lewat goresan batik tulis.

Selama pelatihan berlangsung dipandu oleh sejumlah instruktur batik. Di antaranya dari Lasem, Kabupaten Rembang dan Kelurahan Beran, Kecamatan Blora.

Pelatihan dilaksanakan di pendopo pemerintah desa Sukorejo dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Kami berharap materi yang diberikan oleh instruktur bisa diimplementasikan untuk berkarya dan menjadi penggerak batik Blora, khususnya di desa Sukorejo dan Kecamatan Tunjungan. Dengan demikian bisa bernilai ekonomi", harapnya.

Camat Tunjungan Dwi Bambang Priyono,SE mengatakan dari hasil pelatihan batik diharapkan terus berlanjut.

"Kami minta terus belanjut dan dibina oleh BLK Blora. Nanti akan kita evaluasi. Kita siap membantu dalam pemasaran, terlebih pemasaran dengan teknologi digital", terangnya.

Pada kesempatan itu Plt Kepala Dinperinnaker Achmad Nurhidayat, SH, M.Si, MM secara simbolis menyerahkan sertifikat kepada peserta pendidikan dan pelatihan.

"Selamat, semoga ilmu dan kreativitas karyanya terus dikembangkan", katanya.

Menurut dia, kegiatan yang diselenggarakan adalah bukti negara hadir ketika masyarakat membutuhkan recoveri ekonomi.

Kemudian memberi pembekalan keahlian di bidang batik untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat.

"Banyak motif baru karena kami membebaskan peserta berinovasi sesuai kreativitasnya", kata Achmad Nurhidayat.

sumber info dari : Dinkominfo Kab Blora

Popular Posts

close