Jika hanya untuk sebuah alasan sejarah dan nguri- uri kabudayan, sepertinya tujuan itu telah tercapai. Tetapi, bagaimana dengan kehidupan masyarakatnya?. Warga Samin di desa karangpace, kelurahan klopoduwur, kecamatan banjarejo, kabupaten blora, juga menginginkan kesejahteraan atau dapat mencukupi kebutuhan hidup, meskipun hanya dengan memanfaatkan hutan dan lahan sawah disekitar desa.
Ajaran yang dikembangkan oleh Samin Surosentiko pada masa yang lalu memang mengedepankan kesederhanaan. Kesederhanaan pola hidup dalam ajaran Samin, bukan berarti bahwa masyarakatnya tak punya keinginan untuk sejahtera, sejahtera menurut ukuran mereka sendiri dan cara mereka mewujudkannya.
Jalan berpaving ini ada karena keberadaan "Pendapa Sedulur Samin" dan sepertinya bukan merupakan bagian dari jalan untuk warga. Kondisi jalan berpaving ini sudah mulai rusak dan ditumbuhi rerumputan dan warga tak menunjukkan adanya kepedulian untuk melakukan perawatan atau perbaikan. Warga masyarakat disekitar "Pendapa" sepertinya tidak merasa ikut memiliki bangunan megah ini, tidak memandang "Pendapa Sedulur Samin" ini sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Kenyataan tak menunjukkan ada perubahan apapun, kondisi rumah warga disekitar pendapa terlihat dibiarkan apa adanya tanpa ada penataan atau perbaikan.
Jika memang tujuan semula dari adanya bangunan "Pendapa Sedulur Samin" ini untuk memperkenalkan "Ajaran Samin" kepada masyarakat luas, seharusnya tidak perlu memasukkan unsur- unsur modern yang justru bertentangan dengan keyakinan masyarakatnya. Biarkan "Kemegahan" itu dibangun oleh mereka sendiri sebagai wujud kebersamaan dan gotong royong dari masyarakatnya.