Untuk Anda Kami Ada

Melestarikan Wayang Krucil Sebagai Kesenian Khas Blora


Wayang krucil sebagai kesenian khas di Kabupaten Blora semakin terpinggirkan karena berkurangnya minat generasi muda yang tertarik untuk melestarikan kesenian ini. Dalang wayang krucil di Kabupaten Blora yang masih terus aktif memainkan wayang yang terbuat dari kayu ini sudah uzur usianya dan diperkirakan hanya tinggal 10 orang saja.

Sebagai wujud keprihatinan dengan kondisi seni wayang krucil saat ini, Paguyuban Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora sedang gencar-gencarnya melakukan agenda wayangan rutin setiap malam Jumat Pon di Pendopo Kabupaten sebagai upaya melestarikan wayang krucil sebagai kesenian khas blora.

Selama ini, warga masyarakat Blora hanya mengenal pementasan wayang krucil yang digelar setiap acara manganan atau sedekah bumi di Desa Janjang. Acara tersebut merupakan tradisi tahunan yang sudah berjalan puluhan tahun, sedangkan pementasan wayang krucil pada event lainnya tidak pasti jadwalnya.

Tidak heran setiap pementasan wayang krucil di Desa Janjang Kecamatan Jiken selalu dipadati penonton. Seperti pada saat digelar Manganan Janjang pada Jumat (29/5/2015) lalu, ribuan pengunjung acara Manganan Janjang berdesakan menonton pertunjukan wayang krucil yang digelar di komplek Pesarean Eyang Jatikusumo dan Eyang Jatiswara sebagai tokoh penyebar Islam di desa setempat.

Wayang krucil selalu dipentaskan setiap ada acara manganan dan sedekah bumi di Desa Janjang. Pementasan wayang krucil yang sederhana dan masih sangat tradisional, hanya diiringi beberapa alat gamelan yakni satu kendang, satu gambang, satu gong, kempul, siter dan gedhok dalang. Tidak memakai gamelan karawitan lengkap, seperti: pagelaran wayang kulit, namun demikian sudah bisa menarik banyak penonton untuk berdatangan menyaksikannya.

Popular Posts

close