"Kondenstat" demikian warga setempat menyebut minyak mentah yang keluar dari sejumlah titik semburan lumpur di nglobo, jiken, blora. Sudah beberapa hari ini, beberapa warga nekat mengambil minyak mentah itu dan menjualnya seharga Rp 2.500,00 perliter kepada pengepul.
Kondisi ini direspon oleh pengelola pengeboran minyak dengan mengerahkan linmas setempat untuk menjaga kawasan terdampak semburan lumpur ini. Terlihat beberapa warga yang nekat mengambil minyak mentah tersebut, harus bersitegang dengan aparat linmas. Warga dihimbau tidak mengambil minyak mentah tersebut, karena dikuatirkan jika melakukan tindakan yang sembrono akan berakibat kebakaran yang cukup luas.
Namun demikian, masih ada saja warga yang nekat secara sembunyi- sembunyi mengambil kondenstat ini. Beberapa warga setempat mengaku melakukan ini pada malam hari, karena penjagaannya tidak ketat. Linmas yang menjaga kawasan terdampak semburan lumpur ini tidak banyak. Sebagian besar linmas yang dikerahkan hanya untuk penjagaan di siang hari saja, sedangkan pada malam hari hanya terlihat beberapa saja.
Informasi lain yang masih harus di konfirmasi kebenarannya, bahwa kondisi tanah di kawasan pengeboran nglobo dalam keadaan "ngglonthong" istilah untuk keadaan hampa pada kedalaman tertentu di dalam tanah. Bahkan, keadaan "ngglonthong" ini diperkirakan antara nglobo sampai ke semanggi. Warga setempat menggunakan istilah "ngeker/ dikeker" dari atas. Karena masih berupa informasi mentah dan dari penjelasan warga, maka keterangan ini masih harus dikonfirmasi keakuratannya.
Yang pasti, bahwa kondisi semburan lumpur itu masih terjadi dengan intensitas yang lebih kecil. Namun demikian, semburan lumpur nglobo masih mengkuatirkan karena dibarengi dengan keluarnya gas beracun yang sangat membahayakan.