Untuk Anda Kami Ada

Kecamatan Jati

Kantor Kecamatan Jati

Walaupun hanya sedikit, tetapi nilai pengaruh ini cukup dapat diperhitungkan. Hal ini juga didukung dengan lahan pertanian di Kecamatan Jati yang masih luas sehingga sektor pertanian ini masih dapat dikembangkan secara lebih baik lagi. Tentunya didukung oleh sumberdaya alam dan manusianya yang berkompeten.

Kecamatan Jati juga cukup memberikan pengaruh terhadap Kabupaten Blora dengan hasil hutannya yang berupa kayu jati. Kualitas dari kayu jati ini sudah diakui hingga keluar Kabupaten Blora, bahkan Indonesia.

Kecamaatan ini memiliki 12 Desa yaitu :

1. Bangkleyan
2. Gempol
3. Kepoh
4. Pelem
5. Jegong
6. Jati
7. Singget
8. Gabusan
9. Doplang
10. Randulawang
11. Tobo
12. Pengkoljagong

Menurut PERDA RTRW Kab. Blora 2011-2031, perkotaan Jati memiliki fungsi pertanian sebagai salah satunya. Hal ini sesuai dengan nilai PDRB yang dihasilkan. Kecamatan Jati memberikan kontribusi sebesar 3,99 % terhadap PDRB Kabupaten Blora. Dan sumbangan terbesar terhadap total PDBR adalah sektor pertanian sebesar 70,72 %, sektor perdagangan sebesar 7,56 persen dan sektor keuangan sebesar 7,23 persen, sedangkan sumbangan terkecil dari sektor pertambangan dan penggalian yang hanya sebesar 0,06 persen.

Karakteristik Kecamatan Jati

Kecamatan Jati merupakan wilayah yang memiliki luas sebesar 183,621 km2. Dari luasan tersebut, kecamatan ini dibagi menjadi 12 kelurahan yang memiliki luas dan penggunaan lahan, serta karakteristik yang berbeda-beda.

Kelurahan yang memiliki luas terbesar adalah Kelurahan Gempol dengan luas 3658 Ha. Sebagian besar lahan di Kelurahan Gempol digunakan sebagai hutan dengan kepemilikan pemerintah. Secara garis besar, penggunaan lahan di Kecamatan Jati lebih terpusat pada kegiatan perhutanan dan pertanian kering. Akan tetapi, kegiatan perhutanan tersebut seluruhnya berstatus kepemilikan pemerintah. Pada kegiatan pertanian kering, digunakan untuk panen jagung dan umbi-umbian.

Karakteristik Penggunaan Lahan Kecamatan Jati

Penggunaan lahan di Kecamatan Jati mayoritas adalah untuk perhutanan dan pertanian kering. Mengapa pertanian lahan kering? pertanian lahan kering lebih cocok untuk digunakan di Kecamatan Jati, karena kondisi pengairan di kecamatan ini tidak begitu baik, sehingga lebih cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian kering. Komoditi utama dari lahan pertanian ini adalah jagung, palawija, dan umbi-umbian. Penggunaan lahan sebagai perhutanan cukup besar di kecamatan ini.

Seluruh perhutanan yang ada di kecamatan ini status kepemilikannya adalah milik pemerintah yang dikelola langsung oleh Perhutani. Lahan hutan yang digunakan di wilayah ini cukup besar dengan masa panen dua tahun sekali. Ketika sedang tidak memasuki masa panen kayu, pihak Perhutani memperbolehkan penduduk sekitar untuk menggunakan lahan hutan. Penduduk menggunakan lahan hutan untuk dijadikan sebagai lahan tanaman palawija dan obat-obatan.

Karakteristik Demografi Kecamatan Jati

Jumlah penduduk Kecamatan Jati pada tahun 2010, menunjukan bahwa jumlah penduduk pria dan wanita berbeda tidak begitu jauh, masih dalam range yang sama. Jumlah penduduk wanita lebih dominan, memang terlihat dari banyaknya wanita yang bekerja di sektor pertanian, dan ketika siang hari banyak wanita yang mendatangi tempat penimbunan kayu di Doplang untuk mengambil kulit-kulit kayu yang digunakan untuk bahan bakar memasak.

Karakteristik Perekonomian Kecamatan Jati

Kegiatan perekonomian penduduk ditopang dari sektor pertanian. PDRB Kecamatan Jati pada tahun 2010 paling besar ada pada sektor pertanian dengan jumlah sebesar 65.161 juta rupiah. Kegiatan perekonomian warga memang terpusat pada kegiatan pertanian, akan tetapi apabila sedang tidak memasuki masa panen, warga akan beralih pekerjaan menjadi seorang buruh angkut di tempat penimbunan kayu dengan gaji sebesar Rp 35.000,00 per hari.

Pada sektor perhutanan, sejauh ini masyarakat hanya dapat bekerja sebagai buruh saja, di seluruh Kecamatan Jati hanya ada satu wirausaha yang memanfaatkan sumber daya alam, kayu jati, untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Penduduk lainnya hanya memanfaatkan kayu jati kampong untuk diolah sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya. Terkadang masyarakat juga menggunakan kayu jati kampung untuk memenuhi pesanan dari warga lainnya, akan tetapi hanya menunggu pesanan saja tidak untuk dijadikan peluang usaha tetap.

Karakteristik Kelembagaan Kecamatan Jati

Kelurahan yang memiliki banyak dusun adalah Kelurahan Bangkleyan sebanyak 12 buah. Untuk rukun warga, Kelurahan Bangkleyan juga merupakan kelurahan yang memiliki RW terbanyak sekitar 12 buah. Sedangkan rukun tetangga terbanyak dimiliki oleh Kelurahan Doplang yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Jati. Hal ini dirasa wajar karena pada Kelurahan Doplanglah pilihan utama warga untuk bermukim, selain dilalui jalan provinsi, Kelurahan Doplang juga memiliki stasiun yang turut memberi dampak positif sebagai salah satu transportasi untuk sebuah wilayah perkotaan. Stasiun ini menjadi daya tarik tersendiri untuk warga lain yang merasa daerah tempat tinggalnya sulit berkembang. Stasiun ini juga membantu warga melakukan sebuah pergerakan menuju wilayah lain untuk yang lebih potensial atau untuk bekerja.

Popular Posts

close